Koordintaor Acara, Budi Kusriyanto mengatakan, tema festival film ini adalah Air Mata Air. Film yang diikutsertakan harus mengusung cerita lokal terutama isu-isu lingkungan.
Tema itu diusung setelah melihat banyaknya daerah yang mengalami krisis air, perubahan iklim, dan kerusakan lingkungan yang sangat berdampak bagi manusia.
”Jadi ini untuk menyalurkan pesan-pesan berkaitan dengan kegelisahan itu agar menjadi perhatian khusus. Untuk pesertanya sendiri boleh dari berbagai kalangan dengan latar belakang yang beragam,” ujarnya kepada Murianews.com, Rabu (5/2/2025).
Menurutnya, FFAB 2025 ini dapat menjadi wadah bagi siapa saja untuk menyalurkan kreativitasnya. Terlebih dalam menampilkan wajah Indonesia yang sesungguhnya melalui film.
FFAB 2025 juga memungkinkan bagi seni dan kreativitas membangun ruang-ruang diskusi untuk menggerakkan perubahan sosial dan lingkungan.
”Dengan mengusung cerita lokal, kita dapat melihat wajah Indonesia secara utuh, apa yang dirasakan oleh kawan-kawan dari seluruh daerah di Indonesia bisa kami rasakan juga,” jelasnya.
Murianews, Kudus – Festival Film Anak Bangsa 2025 (FFAB 2025) akan menjadi sejarah baru. Agenda ini akan menjadi festival film pendek tingkat nasional yang pertama kali digelar di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Koordintaor Acara, Budi Kusriyanto mengatakan, tema festival film ini adalah Air Mata Air. Film yang diikutsertakan harus mengusung cerita lokal terutama isu-isu lingkungan.
Tema itu diusung setelah melihat banyaknya daerah yang mengalami krisis air, perubahan iklim, dan kerusakan lingkungan yang sangat berdampak bagi manusia.
”Jadi ini untuk menyalurkan pesan-pesan berkaitan dengan kegelisahan itu agar menjadi perhatian khusus. Untuk pesertanya sendiri boleh dari berbagai kalangan dengan latar belakang yang beragam,” ujarnya kepada Murianews.com, Rabu (5/2/2025).
Menurutnya, FFAB 2025 ini dapat menjadi wadah bagi siapa saja untuk menyalurkan kreativitasnya. Terlebih dalam menampilkan wajah Indonesia yang sesungguhnya melalui film.
FFAB 2025 juga memungkinkan bagi seni dan kreativitas membangun ruang-ruang diskusi untuk menggerakkan perubahan sosial dan lingkungan.
”Dengan mengusung cerita lokal, kita dapat melihat wajah Indonesia secara utuh, apa yang dirasakan oleh kawan-kawan dari seluruh daerah di Indonesia bisa kami rasakan juga,” jelasnya.
Pendaftaran dibuka...
Budi menyatakan, pendaftaran dan pengumpulan karya film ini dibuka mulai 1 Januari hingga 7 April 2025. Puncak penganugerahan FFAB 2025 akan digelar pada 17 Mei 2025 mendatang.
Penghargaan akan diberikan untuk beberapa kategori seperti, film pendek terbaik, sutradara terbaik, aktor/aktris terbaik, penulis skenario terbaik, skoring musik terbaik, dan penata artistik terbaik.
”Nanti tidak hanya pemutaran film saja, FFAB 2025 juga dimeriahkan dengan diskusi, workshop film, screening film dengan tujuan untuk mengembangkan dan membangun kolaborasi antar pegiat film,” terangnya.
Editor: Budi Santoso