Pentas teater yang digelar dua sesi, sore dan malam itu sukses memukai para penonton. Sesi pertama banyak kalangan pelajar SMA sederajat dari wilayah Tegal dan sekitarnya yang hadir.
Sementara di malam hari, diramaikan para pegiat teater dari berbagai daerah, seperti Kendal, Batang, Brebes, hingga Pemalang.
Pentas produksi ke-23 yang sekaligus merayakan 16 tahun Teater KESET itu membawakan naskah Kost Pak Uger. Naskah kritik sosial ini dibawakan dengan gaya khas KESET.
”Naskah ini kami garap dengan pendekatan khas KESET. Kami tidak mempatok pakem tunggal entah itu realis atau surealis, bahkan absurditas pun kami pakai sebagai bahasa ekspresi,” kata Ketua KESET, Zaky Zamani pada Murianews, Selasa (24/6/2025).
Menurutnya, itulah yang membedakan teater Keset dengan kelompok lainnya. Di mana, setiap naskah yang dipentaskan, akan terasa menjadi milik KESET dengan kecirikhasannya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan keberhasilan pertunjukan itu terlihat dari antusiasme dan respon positif para penonton.
”Sebanyak 200 penonton hadir dengan membeli tiket, lalu undangan sekitar 100 orang. Banyak tanggapan positif yang kami terima. Musik tertata rapi, karakter aktor sampai, dan banyak yang mengaku senang karena diberikan kebebasan sebagai penonton, dalam artian ingin merasakan yang surealis atau realis, mereka bisa memaknainya sendiri,” katanya.
Murianews, Kudus – Komunitas Keluarga Segitiga Teater (KESET) sukses menunjukkan magisnya dengan menyihir Teater Arena Taman Budaya Tegal, Kota Tegal, Jawa Tengah, Sabtu (21/6/2025).
Pentas teater yang digelar dua sesi, sore dan malam itu sukses memukai para penonton. Sesi pertama banyak kalangan pelajar SMA sederajat dari wilayah Tegal dan sekitarnya yang hadir.
Sementara di malam hari, diramaikan para pegiat teater dari berbagai daerah, seperti Kendal, Batang, Brebes, hingga Pemalang.
Pentas produksi ke-23 yang sekaligus merayakan 16 tahun Teater KESET itu membawakan naskah Kost Pak Uger. Naskah kritik sosial ini dibawakan dengan gaya khas KESET.
”Naskah ini kami garap dengan pendekatan khas KESET. Kami tidak mempatok pakem tunggal entah itu realis atau surealis, bahkan absurditas pun kami pakai sebagai bahasa ekspresi,” kata Ketua KESET, Zaky Zamani pada Murianews, Selasa (24/6/2025).
Menurutnya, itulah yang membedakan teater Keset dengan kelompok lainnya. Di mana, setiap naskah yang dipentaskan, akan terasa menjadi milik KESET dengan kecirikhasannya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan keberhasilan pertunjukan itu terlihat dari antusiasme dan respon positif para penonton.
”Sebanyak 200 penonton hadir dengan membeli tiket, lalu undangan sekitar 100 orang. Banyak tanggapan positif yang kami terima. Musik tertata rapi, karakter aktor sampai, dan banyak yang mengaku senang karena diberikan kebebasan sebagai penonton, dalam artian ingin merasakan yang surealis atau realis, mereka bisa memaknainya sendiri,” katanya.
Semangat Utama KESET...
Menurutnya, inilah semangat utama KESET, mementaskan karya bukan hanya sebagai pertunjukan, tapi sebagai ruang bebas interpretasi.
”Bahkan beberapa pegiat teater Tegal bertanya kepada kami, ’ini realis atau surealis?’ Pada Akhirnya mereka sebagai penonton lebih memilih menjadi penonton yang merdeka dalam menikmati karya pentas ini,” tambahnya.
Setelah ini, Teater KESET akan melangsungkan pentas yang kedua di Kudus pada Jumat (27/6/2025) di Auditorium Universitas Muria Kudus.