Kamis, 20 November 2025


Sayangnya, hingga kini pelaku masih belum berhasil ditangkap. Bahkan, korban yang merupakan penyandang disabilitas ganda itu dua kali melahirkan akibat insiden pahit itu.

Bunda Forum Anak Se-Kabupaten Blora, Aina Sholichah mengatakan bayi korban yang pertama sudah meninggal dunia lantaran sakit. Korban pun diprediksi kembali melahirkan bayi keduanya pada Desember 2022.

Istri Bupati Blora itu mengungkapkan informasi yang didapatkannya sangat terbatas. Sebab, korban merupakan seorang ABK. Selain itu, karakter korban juga jarang pulang.

’’Pulang larut malam, kemana-kemananya tidak dipantau orangtuanya,’’ ucap Aini, yang juga Ketua Tim PKK Blora seperti dikutip dari Liputan6.com, Senin (31/10/2022).

Baca: Sempat Ditolak Jadi Guru, Difabel di Blora Ini Raih Penghargaan Menteri karena Dirikan PAUD Gratis

Menurut Aini, butuh seorang ahli untuk mengungkap siapa pelaku pemerkosaan itu. Ia juga meminta jajarannya untuk tetap kondisi korban dan janinnya. Terkait kasus itu, pihaknya mencoba bicara lagi dengan Dinas Sosial, Polisi dan Pemerintah desa.

’’Karena saya tidak tahu lebih lanjut lagi soal kriminalitasnya. Saya hanya memantau janinnya sehat nggak kepada bidan desa,’’ ucapnya.

Untuk diketahui, kasus pemerkosaan terhadap ABK itu dilakukan pada Rabu, 21 November 2020 dan Sabtu, 18 Juni 2022. Kepolisian setempat menyatakan masih berupaya mengungkap kasus tersebut.

’’Intinya penanganan sudah ditangani oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA),’’ ungkap Kapolres Blora, AKBP Fahrurozi melalui Kasatreskrim Polres Blora, AKP Supriyono.UPPA Satreskrim Polres Blora, Aiptu Sulistiyawan Doni Ardiyanto mengatakan pihaknya langsung tanggap begitu kasus mencuat dipublik. Saat itu, ia bersama beberapa pihak melaporkan kasus itu ke kepolisian agar segera ditangani.Kesimpulan dari keterangan yang didapat, yakni lokasi kejadian belum diketahui secara gambling. Serta, korban dianggap sering keluar pada larut malam dan pulangnya fajar.’’Itu pengakuan dari orang tuanya sendiri, selanjutnya nyuwun sewu (mohon maaf), tidak merendahkan orang. Intinya, korban itu disabilitas ganda. Ya dalam berfikirnya agak kebelakang, alias keterbelakangan mental, sama tuli dan bisu,’’ ucapnya.Selain itu, korban selalu memberikan keterangan yang berbeda saat diperiksa dengan didampingi sejumlah pihak. Kondisi itu membuat polisi sulit mengungkap pelaku pemerkosaan pada ABK tersebut.’’Ya kami komitmen terus berupaya. Kami baru minta empat keterangan saksi. Kami mungkin akan minta keterangan lagi tetangga sekitarnya. Kita baru sekali ke rumah korban, dan rencananya kita akan datang lagi,’’ kata Doni. Penulis: Zulkifli FahmiEditor: Zulkifli FahmiSumber: Liputan6.com

Baca Juga

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler