7 Warga Meninggal, Pemkab Garut Tetapkan KLB Penyakit Difteri
Murianews
Rabu, 22 Februari 2023 12:13:02
Status KLB difteri di Garut pun ditetapkan melalui Surat Keputusan Bupati Nomor 100.3.3.2/KEP.91-DINKES/2023. Status KLB ini ditetapkan dalam jangka waktu 10 bulan dari Februari-November 2023.
Ketua Tim Kerja Surveilans dan Imunisasi Dinkes Jawa Barat Dewi Ambarwati mengatakan tujuh warga Garut yang diduga terkena difteri meninggal dunia dalam waktu yang berdekatan. Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, ada dua warga lain yang dinyatakan positif terjangkit difteri.
Baca:
Virus Difteri Kembali ‘Mengamuk’, 4 Pasien Meninggal”Jadi di Garut itu pas Februari ini ada tujuh orang meninggal awalnya. Cuman kepala puskesmasnya curiga karena waktu meninggalnya itu sangat berdekatan. Jadi teman-teman itu langsung melakukan epidemiologi di Garut dan mereka itu berpikir bahwa itu adalah difteri,” kata Dewi mengutip
Detik.com, Rabu (22/2/2023).
Pihaknya pun berupaya untuk mencari warga garut yang kontak erat dengan pasien difteri tersebut. Dua orang pun telah ditemukan untuk nantinya diambil sempel.
Dewi menjelaskan kedua warga Garut tersebut kini sedang dirawat intensif untuk proses pemeriksaan. Selain di Garut, Dinkes Jabar juga sedang menelusuri kasus serupa yang dikhawatirkan terjadi di daerah lainnya.
”Nah setelah itu kita cari di kota-kota lainnya, diperiksa dan dalam proses pemeriksaan. Tapi saya belum hapal harus lihat data dulu. Di tahun kemarin memang sudah ada, tapi yang baru-baru ini yang sedang hangat itu di Garut,” ungkapnya.
Baca:
Dicurigai Terjangkit Difteri, 2 Bocah di Grobogan Dirawat di Ruang Isolasi RSUDMengutip dari
Halodoc.com, difteri adalah penyakit menular yang dapat disebarkan melalui batuk, bersin, atau luka terbuka. Gejalanya termasuk sakit tenggorokan dan masalah pernapasan. Penyebab utama difteri adalah infeksi bakteri
Corynebacterium diphteriae, yang menyerang selaput lendir pada hidung dan tenggorokan, serta dapat memengaruhi kulit.Penyakit ini dapat menyerang orang-orang dari segala usia dan berisiko menimbulkan infeksi serius yang berpotensi mengancam jiwa. Pengobatannya meliputi antibiotik dan antitoksin untuk mematikan bakteri. Salah satu langkah pencegahan difteri yang paling efektif adalah mendapatkan vaksinasi difteri. Penulis: Cholis AnwarEditor: Cholis AnwarSumber: Detik.com, halodoc.com
Murianews, Garut – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut, Jawa Barat (Jabar) telah menetapkan adanya kasus luar biasa (KLB) penyakit difteri. Hal ini menyusul adanya 7 warga yang sudah meninggal karena penyakit tersebut.
Status KLB difteri di Garut pun ditetapkan melalui Surat Keputusan Bupati Nomor 100.3.3.2/KEP.91-DINKES/2023. Status KLB ini ditetapkan dalam jangka waktu 10 bulan dari Februari-November 2023.
Ketua Tim Kerja Surveilans dan Imunisasi Dinkes Jawa Barat Dewi Ambarwati mengatakan tujuh warga Garut yang diduga terkena difteri meninggal dunia dalam waktu yang berdekatan. Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, ada dua warga lain yang dinyatakan positif terjangkit difteri.
Baca:
Virus Difteri Kembali ‘Mengamuk’, 4 Pasien Meninggal
”Jadi di Garut itu pas Februari ini ada tujuh orang meninggal awalnya. Cuman kepala puskesmasnya curiga karena waktu meninggalnya itu sangat berdekatan. Jadi teman-teman itu langsung melakukan epidemiologi di Garut dan mereka itu berpikir bahwa itu adalah difteri,” kata Dewi mengutip
Detik.com, Rabu (22/2/2023).
Pihaknya pun berupaya untuk mencari warga garut yang kontak erat dengan pasien difteri tersebut. Dua orang pun telah ditemukan untuk nantinya diambil sempel.
Dewi menjelaskan kedua warga Garut tersebut kini sedang dirawat intensif untuk proses pemeriksaan. Selain di Garut, Dinkes Jabar juga sedang menelusuri kasus serupa yang dikhawatirkan terjadi di daerah lainnya.
”Nah setelah itu kita cari di kota-kota lainnya, diperiksa dan dalam proses pemeriksaan. Tapi saya belum hapal harus lihat data dulu. Di tahun kemarin memang sudah ada, tapi yang baru-baru ini yang sedang hangat itu di Garut,” ungkapnya.
Baca:
Dicurigai Terjangkit Difteri, 2 Bocah di Grobogan Dirawat di Ruang Isolasi RSUD
Mengutip dari
Halodoc.com, difteri adalah penyakit menular yang dapat disebarkan melalui batuk, bersin, atau luka terbuka. Gejalanya termasuk sakit tenggorokan dan masalah pernapasan. Penyebab utama difteri adalah infeksi bakteri
Corynebacterium diphteriae, yang menyerang selaput lendir pada hidung dan tenggorokan, serta dapat memengaruhi kulit.
Penyakit ini dapat menyerang orang-orang dari segala usia dan berisiko menimbulkan infeksi serius yang berpotensi mengancam jiwa. Pengobatannya meliputi antibiotik dan antitoksin untuk mematikan bakteri. Salah satu langkah pencegahan difteri yang paling efektif adalah mendapatkan vaksinasi difteri.
Penulis: Cholis Anwar
Editor: Cholis Anwar
Sumber: Detik.com, halodoc.com