Kamis, 20 November 2025

Murianews, Kudus – Kepedulian terhadap anak-anak dengan disleksia membuat Trubus Raharjo mendirikan sekolah khusus bagi mereka.

Sekolah tersebut berdiri di RT 2 RW 2, Desa Pedawang, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Tak hanya untuk sarana belajar bagi anak dengan diseleksia, sekolah itu juga menjadi tempat terapi.

Dosen psikolog sekaligus Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muria Kudus (UMK) itu mengatakan, sekolah itu didirikan saat ia masih kuliah S3.

”Selain membuat Sekolah Disleksia, saya juga membuat alat pendeteksi disleksia,” ujar Trubus, Senin (27/05/2024).

Saat menempuh pendidikan Magister Sains dan Ilmu Psikologi di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, ia mengambil penelitian tentang disleksia. Dari sana, kepeduliannya dengan disleksia kemudian bertumbuh.

Ia melihat anak-anak dengan disleksia memliki kesulitan mengikuti pendidikan di sekolah umum. Trubus pun kemudian berkeinginan mendirikan sekolah khusus anak disleksia.

Pria kelahiran Wonosobo, 22 Mei 1972 lalu itu berkeinginan agar Sekolah Disleksia yang didirikan dapat menjadi model sekolah-sekolah serupa di Indonesia.

Ia pun berencana terus mengembangkan program-program pendidikan dan pelatihan untuk para pendidik. Tujuannya agar anak dengan disleksia mendapatkan pendidikan dan pelatihan sesuai yang dibutuhkan.

Di sisi lain, dengan mengemban amanah sebagai Dekan Fakultas Psikologi UMK, ia juga berkomitmen memajukan fakultas dengan meningkatkan kualitas pendidikannya.

Dengan demikian, akan lahir psikolog yang berkompeten dan mempunyai empati yang tinggi untuk menangani beragam persoalan psikologi di masyarakat.

”Hidup itu ibadah. Sesulit apapun itu kehidupan, jangan pernah menyerah,” kata Trubus yang menjadi pegangan hidupnya selama ini.

Trubus merupakan sosok yang tidak hanya berprestasi dalam bidang akademik dan menjadi dosen, tetapi ia juga memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat melalui dedikasinya dalam pendidikan disleksia.

Dengan kepemimpinannya, ia terus menginspirasi banyak orang dan memberikan harapan bagi anak-anak dengan disleksia untuk meraih masa depan yang lebih cerah.

Penulis: Ajeng Diah Rosita (Mahasiswa Magang UMK)
Editor: Zulkifli Fahmi

 

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler