Kedatangan Dirjen Holtikultura dengan jajarannya disambut oleh Wakil Bupati Blora Tri Yuli Setyowati bersama dengan Kepala Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan (DP4) Blora drh Gundala Wejasena.
Agenda diawali dengan diskusi antara Dirjen dengan Wakil Bupati Blora dan DP4 Blora. Kemudian dilanjutkan dengan meninjau potensi holtikultura kampung buah di Dukuh Klapanan, Desa Tunjungan.
’’Pak Menteri Pertanian menugaskan kami untuk terjun ke lapangan untuk melihat ketersediaan stok beras di daerah, kita ingin melihat sekarang yang di Blora seperti apa,’’ terangnya.
Disampaikan, pada Oktober harga gabah kering panen dan harga gabah kering giling meningkat. Bahkan, peningkatannya mencapai 17 persen dibanding pada 2021 di bulan yang sama.
’’Saya kemarin dari Pati dari Rembang semuanya surplus. Ketahanan pangan cukup stabil,’’ jelasnyaBerdasarkan data, sampai Oktober kemarin ada kelebihan beras 6,6 juta ton secara nasional. Dari struktur tersebut 49,3 persen ada pada rumah tangga, 21,7 persen di penggilingan, 12,5 persen di pedagang, 10 persen di bulog, 5 persen di hotel, restoran, dan 0,7 persen di pasar induk beras.’’kekuatan kita sebetulnya ada di rumah tangga. Memang inilah yang kita ingin melihat. Jadi, kemarin beberapa desa kita masukin, rumah di desa yang kategori miskin begitu masuk mereka punya gabah. Ternyata kekuatan kita di situ,’’ terangnya. Kontributor BloraEditor: Zulkifli Fahmi
Murianews, Blora – Direktur Jenderal (Dirjen) Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) RI Dr Ir Prihasto Setyanto melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Selasa (8/11/2022).
Kedatangan Dirjen Holtikultura dengan jajarannya disambut oleh Wakil Bupati Blora Tri Yuli Setyowati bersama dengan Kepala Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan (DP4) Blora drh Gundala Wejasena.
Agenda diawali dengan diskusi antara Dirjen dengan Wakil Bupati Blora dan DP4 Blora. Kemudian dilanjutkan dengan meninjau potensi holtikultura kampung buah di Dukuh Klapanan, Desa Tunjungan.
’’Pak Menteri Pertanian menugaskan kami untuk terjun ke lapangan untuk melihat ketersediaan stok beras di daerah, kita ingin melihat sekarang yang di Blora seperti apa,’’ terangnya.
Baca: Warga Bangowan Blora Kembali Galakkan Pertunjukkan Wayang Thengul
Disampaikan, pada Oktober harga gabah kering panen dan harga gabah kering giling meningkat. Bahkan, peningkatannya mencapai 17 persen dibanding pada 2021 di bulan yang sama.
’’Saya kemarin dari Pati dari Rembang semuanya surplus. Ketahanan pangan cukup stabil,’’ jelasnya
Berdasarkan data, sampai Oktober kemarin ada kelebihan beras 6,6 juta ton secara nasional. Dari struktur tersebut 49,3 persen ada pada rumah tangga, 21,7 persen di penggilingan, 12,5 persen di pedagang, 10 persen di bulog, 5 persen di hotel, restoran, dan 0,7 persen di pasar induk beras.
’’kekuatan kita sebetulnya ada di rumah tangga. Memang inilah yang kita ingin melihat. Jadi, kemarin beberapa desa kita masukin, rumah di desa yang kategori miskin begitu masuk mereka punya gabah. Ternyata kekuatan kita di situ,’’ terangnya.
Kontributor Blora
Editor: Zulkifli Fahmi