Terjangkit DBD, Empat Orang di Blora Meninggal
Nathan
Kamis, 2 Maret 2023 16:34:10
Jumlah itu dikhawatirkan makin bertambah. Sebab, masih ada sekitar 150 kasus suspect atau diduga DBD.
Masyarakat diminta waspada seiring cuaca kerap hujan rentan memengaruhi perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti yang menyebabkan DBD. Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) diperlukan.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Edy Widayat melalui Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P3M) Sutik mengatakan, empat orang yang meninggal karena DBD masih anak-anak.
’’DBD ini kan siklus lima tahunan. Saat ini Kecamatan Blora Kota masih tertinggi yaitu 11 kasus,’’ jelasnya, Rabu (02/03/2023).
Baca: Blora Launching Layanan Tanda Tangan Elektronik, Tak Perlu Bingung Nyari Kades dan LurahSutik meminta masyarakat menjaga kebersihan dengan menggalakkan 3M, menguras, menutup, dan mendaur ulang. Tujuannya agar nyamuk Aedes Aegypti tak mudah berkembang biak.
Sutik meminta masyarakat menjaga kebersihan dengan menggalakkan 3M, menguras, menutup, dan mendaur ulang. Tujuannya agar nyamuk Aedes Aegypti tak mudah berkembang biak.Pihaknya juga telah menggalakkan PSN melalui puskesmas. Termasuk
fogging di setiap wilayah. Namun, memberantas DBD hanya perlu memutus rantai perkembangbiakan nyamuk saja.Sebelumnya, 2022 lalu jumlah kasus DBD termasuk tinggi. Terhitung ada 594 kasus DBD menyebar di berbagai wilayah Blora.’’Kami berharap agar masyarakat selalu memperhatikan kebersihan lingkungan dan waspada jika ada indikasi DBD,’’ jelasnya. Kontributor BloraEditor: Zulkifli Fahmi
Murianews, Blora – Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Blora telah mengkhawatirkan. Sejak awal 2023, sudah ada 56 kasus DBD. Empat di antaranya meninggal dunia.
Jumlah itu dikhawatirkan makin bertambah. Sebab, masih ada sekitar 150 kasus suspect atau diduga DBD.
Masyarakat diminta waspada seiring cuaca kerap hujan rentan memengaruhi perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti yang menyebabkan DBD. Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) diperlukan.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Edy Widayat melalui Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P3M) Sutik mengatakan, empat orang yang meninggal karena DBD masih anak-anak.
’’DBD ini kan siklus lima tahunan. Saat ini Kecamatan Blora Kota masih tertinggi yaitu 11 kasus,’’ jelasnya, Rabu (02/03/2023).
Baca: Blora Launching Layanan Tanda Tangan Elektronik, Tak Perlu Bingung Nyari Kades dan Lurah
Sutik meminta masyarakat menjaga kebersihan dengan menggalakkan 3M, menguras, menutup, dan mendaur ulang. Tujuannya agar nyamuk Aedes Aegypti tak mudah berkembang biak.
Pihaknya juga telah menggalakkan PSN melalui puskesmas. Termasuk
fogging di setiap wilayah. Namun, memberantas DBD hanya perlu memutus rantai perkembangbiakan nyamuk saja.
Sebelumnya, 2022 lalu jumlah kasus DBD termasuk tinggi. Terhitung ada 594 kasus DBD menyebar di berbagai wilayah Blora.
’’Kami berharap agar masyarakat selalu memperhatikan kebersihan lingkungan dan waspada jika ada indikasi DBD,’’ jelasnya.
Kontributor Blora
Editor: Zulkifli Fahmi