Jumat, 21 November 2025

Murianews, Blora – Satuan Pembinaan Masyarakat, (Sat binmas) bersama Humas Polres Blora Polda Jawa Tengah menyambangi asrama pelajar yang berasal dari luar Jawa di Kabupaten Blora, Rabu, (27/12/2023).

Ada dua asrama yang dikunjungi yaitu Asrama Pancasila di kawasan SMA Katolik Wijaya Kusuma Blora dan di El- Shaddai Boarding School di kawasan SMP 1 Kristen Blora. Menurut data yang ada, di Asrama Pancasila ada 22 anak putri yang terdiri dari 20 anak dari NTT, 1 anak dari Sumatera dan 1 anak dari Kabupaten Blora sendiri.

Kemudian pada El- Shaddai Boarding School terdapat 34 anak asrama. Mereka terdiri dari 16 anak dari Sumatera Utara, 10 anak dari Kalimantan Barat, 1 anak dari NTT, 6 anak dari Papua dan 1 anak dari Kabupaten Jepara.

Kasat Binmas Polres Blora, AKP Lilik Widiastuti, berpesan agar anak anak asrama selalu menjaga kerukunan dan toleransi serta bijak dalam bermedia sosial. Ia juga mengajak agar anak anak selalu jaga kesehatan dan semangat dalam belajar.

"Kami sampaikan kepada anak anak, agar selalu semangat belajar dan bijak dalam bermedia sosial. Jangan mudah percaya pada berita bohong atau hoaks yang bisa memecah belah persatuan dan kesatuan. Mari kita bijak dalam bermedia sosial, " kata Kasat Binmas Polres Blora.


Pihaknya juga mengajak generasi milenial atau Gen-Z, untuk memerangi kabar bohong atau hoaks yang diprediksi meningkat seiring tahun politik jelang Pemilu 2024.

"Untuk itulah, kami mengajak Gen Z agar lebih bijak dalam bermedsos. Saring sebelum sharing (menyebarkan konten)," katanya.

Sementara itu, Kasi Humas Polres Blora IPTU Sugiman memberikan motivasi kepada anak anak agar semangat dalam belajar. Sehingga bisa membuat prestasi yang membanggakan keluarga.

Pihaknya juga mengingatkan kepada generasi muda untuk bijak bermedia sosial. Tidak sembarangan atau sekedar ikut-ikutan mengunggah ulang atau menyebarluaskan konten informasi yang belum diketahui kejelasan sumber informasinya.

"Ada beberapa alasan mengapa orang meneruskan hoaks. Pertama, berita dari orang yang dapat dipercaya tanpa memeriksa kembali kebenaran informasi, mengira bermanfaat, mengira benar dan ini yang paling sering terjadi, ingin dianggap sebagai orang yang pertama tahu. Ingat media sosial bukan ruang privat, melainkan ruang publik," ujarnya.

Untuk mengetahui apakah informasi itu valid atau tidak, pihaknya memberikan tips kepada generasi penerus itu. Cara mendeteksinya adalah melalui 4C, yaitu cermati, cek, cari dan cepat. Selain itu dapat juga memanfaatkan fast checking untuk mengetahui penulis, narasumber berikut kompetensi dan kredibilitasnya.

Editor: Budi Santoso

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler