Festival ini digelar bertepatan dengan hari lahir ke-100 tahun satrawan besar dunia asli Blora Pramoedya Ananta Toer.
Pembukaan dilakukan Fadli Zon dengan pemukulan gong dan penyerahan buku karya Pramoedya AT oleh putrinya Astuti, didampingi Ketua Yayasan Pramoedya Ananta Toer Foundation Aditya Ananta Toer.
Bupati Blora Arief Rohman mengaku senang dan bangga karena Blora sebagai tanah kelahiran Pram ditunjuk sebagai lokasi kickoff peringatan satu abad Pramoedya Ananta Toer yang banyak dihadiri seniman, dan sastrawan dari berbagai wilayah nusantara, bahkan internasional.
Mementum ”Se-Abad Pram” menjadi momen istimewa bagi dunia sastra. Tidak hanya Blora dan Indonesia namun juga dunia. Dengan lebih dari 50 karya yang diterjemahkan dalam 42 bahasa, Pramoedya adalah penulis besar Indonesia dengan segala pemikirannya.
”Bahkan banyak karya beliau yang meceritakan tentang Blora, mengenalkan Blora ke kancah dunia. Seperti halnya Cerita dari Blora, Jejak Langkah dan lain-lain.,” lanjut Arief Rohman.
Sementara itu, Menteri Fadli Zon menegaskan, dirinya merasa senang dan bahagia bisa hadir kembali ke Kabupten Blora untuk membuka Festival Blora ”Se-Abad Pram”.
Murianews, Blora – Festival Blora bertajuk “Se-Abad Pram” resmi dibuka oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon di pendapa rumah dinas Bupati Blora, Jawa tengah, Kamis (6/2/205).
Festival ini digelar bertepatan dengan hari lahir ke-100 tahun satrawan besar dunia asli Blora Pramoedya Ananta Toer.
Pembukaan dilakukan Fadli Zon dengan pemukulan gong dan penyerahan buku karya Pramoedya AT oleh putrinya Astuti, didampingi Ketua Yayasan Pramoedya Ananta Toer Foundation Aditya Ananta Toer.
Bupati Blora Arief Rohman mengaku senang dan bangga karena Blora sebagai tanah kelahiran Pram ditunjuk sebagai lokasi kickoff peringatan satu abad Pramoedya Ananta Toer yang banyak dihadiri seniman, dan sastrawan dari berbagai wilayah nusantara, bahkan internasional.
”Selamat datang di Blora, Pak Menteri. Terimakasih Pak Menteri Fadli Zon yang berkenan hadir membuka langsung Festival Blora Seabad Pram, terimakasih juga untuk keluarga Pak Pramoedya Ananta Toer. Dengan adanya festival ini, semakin meneguhkan Blora sebagai inspirasi sastra dunia,” kata Arief.
Mementum ”Se-Abad Pram” menjadi momen istimewa bagi dunia sastra. Tidak hanya Blora dan Indonesia namun juga dunia. Dengan lebih dari 50 karya yang diterjemahkan dalam 42 bahasa, Pramoedya adalah penulis besar Indonesia dengan segala pemikirannya.
”Bahkan banyak karya beliau yang meceritakan tentang Blora, mengenalkan Blora ke kancah dunia. Seperti halnya Cerita dari Blora, Jejak Langkah dan lain-lain.,” lanjut Arief Rohman.
Sementara itu, Menteri Fadli Zon menegaskan, dirinya merasa senang dan bahagia bisa hadir kembali ke Kabupten Blora untuk membuka Festival Blora ”Se-Abad Pram”.
Teras Pengembangan Budaya nasional...
Menurutnya, Blora tidak hanya menjadi tempat kelahiran Pramoedya saja, namun juga melahirkan banyak tokoh besar lainnya seperti Tirto Adi Suryo, sang Pemula, Bapak Pers Nasional.
”Bahkan Pram dalam karyanya juga banyak mengisahkan Tirto Adi Suryo, sebagai Minke. Yang sebentar lagi 9 Februari kita peringati sebagai Hari Pers Nasional,” ucap Fadli Zon.
Ia juga sepakat dengan pernyataan Bupati Arief Rohman yang ingin menjadikan Blora sebagai teras pengembangan budaya nasional. Menurutnya, Blora sudah selayaknya menjadi teras atau serambi pengembangan budaya nasional.
”Beberapa bulan lalu saat saya ke Blora nonton langsung ada karnaval ekspresi budaya yang begitu luar biasa. Ditambah potensi sastranya, dan lainnya. Hal ini patut untuk kita dukung bersama,” lanjut Fadli Zon.
Untuk diketahui, Perayaan ”Se-Abad Pram” yang digagas oleh Pramoedya Ananta Toer Foundation bersama Komunitas Beranda Rakyat Garuda ini akan berlangsung pada 6-8 Februari 2025.
Acara ini akan meliputi memorial lecture, diskusi, pameran cetak ulang buku, screening film, pementasan teater, dan konser musik bertajuk ”Anak Semua Bangsa” yang menghadirkan musisi nasional juga monolog oleh aktris teater Happy Salma.
Editor: Dani Agus