Nunung Sugiana, pemilik usaha kue nastar tersebut menerangkan, karena meningkatnya pesanan itu, dirinya pun sampai harus menambah beberapa karyawan. Mereka yang direkrut yakni ibu-ibu muda tetangganya.
’’Ada penambahan beberapa karyawan, sekarang jadi 12 orang, dari hari biasa 6 orang. Kita rekrut ibu muda, dari tetangga sini saja,’’ ujarnya, Selasa (11/4/2023).
Produk yang dinamai ’’Dapur Roti Dua Putri’’ itu pasarnya tidak hanya Grobogan saja. Namun juga daerah sekitar seperti Pati, Jepara, Kudus, Rembang, hingga Semarang.
’’Pesannya per orang ada yang 200 toples, ada yang 400 toples. Yang beli ada yang pribadi, untuk dibuat parsel, ada yang reseller untuk dijual lagi,’’ imbuhnya.
Harga kue nastar per toples yang dijual sebenarnya sudah naik, dari sebelumnya Rp 30 ribu sekarang menjadi Rp 32 ribu. Hal itu karena harga bahan juga naik. Namun begitu, pesanan kue kering kepadanya tetap membludak.
Nunung membuat kue nastar hanya pada momentum menjelang Lebaran saja. Pada hari biasa, dia biasa membuat kue basah dan katering. Menjelang Lebaran kali ini, dia bersama karyawannya memulai produksi sepekan sebelum Ramadan.’’Kita mulai produksi seminggu sebelum puasa (Ramadan). Biasanya dua sampai tiga bulan sebelum puasa,” katanya.https://youtu.be/emKNt2omLvYEditor: Zulkifli Fahmi
Murianews, Grobogan – Pengusaha kue nastar di Dusun Mangonan, Desa Karangsari, Brati, Grobogan kewalahan melayani pesanan jelang Lebaran kali ini. Dari hari biasanya hanya 250 toples per pekan, kini pesanan dari pelanggan naik menjadi 1500-an toples.
Nunung Sugiana, pemilik usaha kue nastar tersebut menerangkan, karena meningkatnya pesanan itu, dirinya pun sampai harus menambah beberapa karyawan. Mereka yang direkrut yakni ibu-ibu muda tetangganya.
’’Ada penambahan beberapa karyawan, sekarang jadi 12 orang, dari hari biasa 6 orang. Kita rekrut ibu muda, dari tetangga sini saja,’’ ujarnya, Selasa (11/4/2023).
Baca: Mudik Gratis, 250 Perantau Grobogan di Jakarta Bakal Dijemput
Produk yang dinamai ’’Dapur Roti Dua Putri’’ itu pasarnya tidak hanya Grobogan saja. Namun juga daerah sekitar seperti Pati, Jepara, Kudus, Rembang, hingga Semarang.
’’Pesannya per orang ada yang 200 toples, ada yang 400 toples. Yang beli ada yang pribadi, untuk dibuat parsel, ada yang reseller untuk dijual lagi,’’ imbuhnya.
Harga kue nastar per toples yang dijual sebenarnya sudah naik, dari sebelumnya Rp 30 ribu sekarang menjadi Rp 32 ribu. Hal itu karena harga bahan juga naik. Namun begitu, pesanan kue kering kepadanya tetap membludak.
Baca: Kasus Wartawan Gadungan Peras Pengusaha Properti Dilimpahkan ke Kejari Grobogan
Nunung membuat kue nastar hanya pada momentum menjelang Lebaran saja. Pada hari biasa, dia biasa membuat kue basah dan katering. Menjelang Lebaran kali ini, dia bersama karyawannya memulai produksi sepekan sebelum Ramadan.
’’Kita mulai produksi seminggu sebelum puasa (Ramadan). Biasanya dua sampai tiga bulan sebelum puasa,” katanya.
https://youtu.be/emKNt2omLvY
Editor: Zulkifli Fahmi