Staf Ahli Menag Sebut Pemilu Harus jadi Pesta yang Membuat Gembira
Saiful Anwar
Sabtu, 27 Mei 2023 15:56:57
Dalam kesempatan itu, Abu menyebut bahwa Pemilu harus menjadi pesta demokrasi yang membuat masyarakat gembira.
”Masyarakat harus diedukasi, supaya pemilu betul-betul menjadi pesta yang membuat kita gembira. Kita jadikan pemilu wasilah untuk mewujudkan kehidupan masyarkat yang lebih baik,” katanya.
Abu yang hadir mewakili Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut itu mengatakan, ASN memang harus netral. Namun demikian, ASN memiliki kepentingan untuk menyukseskan gelaran lima tahunan itu.
”ASN harus netral, tidak memihak kiri atau kanan. Tapi kita punya kepentingan untuk menyukseskan penyelenggaraan pesta demokrasi lima tahunan itu. Karena itu, kegiatan-kegiatan dalam rangka pendidikan politik sangat penting,” paparnya.
Baca: Soal Calon Bupati Grobogan, Siapa Sosok Pilihan NU?Dalam kesempatan itu, Abu mengajak warga nahdliyin agar senantiasa meminta petunjuk dari para kiai di dalam memilih pemimpin. Menurutnya ada tiga cara di dalam menentukan pemimpin yang akan dipilih.
Pertama, memakai cara orang ahli, yakni menggunakan ijtihad politik. Orang yang dianggap memiliki pengetahuan cukup bisa menentukan siapa tokoh yang dianggap mampu menjadi pemimpin.
”Kalau kita belum pada level mujtahid, kita bisa menggunakan level kedua, yakni level itibak. Mengikuti argumen orang yang lebih paham yang tahu hukumnya dan dalilnya," jelasnya.
Baca: Hafizah Anak Penjual Singkong Goreng Grobogan Diterima Jadi PolwanJika belum pada level
mujtahid, lanjut dia, paling tidak harus menjadi itibak. Yakni harus mempunyai idealitas mengapa harus memilih suatu pemimpin.”Kalau betul-betul awam, tidak tahu
ijtihad maupun
itiba, maka memang harus
taklid (mengikuti pendapat orang lain tanpa tahu alasannya),” katanya.Menurutnya, Nahdliyin beruntung karena memiliki kiai yang bisa menjadi teladan untuk membimbing, termasuk dalam urusan politik. Dalam berbagai urusan, Nahdliyin sudah terbiasa meminta bimbingan dari para kiai.”Dalam konteks politik saya berharap nahdliyin bersatu padu satu barisan," harapnya.https://youtu.be/_1pr9AvBC9YEditor: Ali Muntoha
Murianews, Grobogan – Staf Ahli Menteri Agama (Menag) RI Bidang Hukum dan HAM, Abu Rohmat menghadiri Halalbihalal dan Seminar Nasional ‘Sinergi Ulama Mengawal Demokrasi’ di Pendapa Bupati Grobogan, Sabtu (27/5/2023).
Dalam kesempatan itu, Abu menyebut bahwa Pemilu harus menjadi pesta demokrasi yang membuat masyarakat gembira.
”Masyarakat harus diedukasi, supaya pemilu betul-betul menjadi pesta yang membuat kita gembira. Kita jadikan pemilu wasilah untuk mewujudkan kehidupan masyarkat yang lebih baik,” katanya.
Abu yang hadir mewakili Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut itu mengatakan, ASN memang harus netral. Namun demikian, ASN memiliki kepentingan untuk menyukseskan gelaran lima tahunan itu.
”ASN harus netral, tidak memihak kiri atau kanan. Tapi kita punya kepentingan untuk menyukseskan penyelenggaraan pesta demokrasi lima tahunan itu. Karena itu, kegiatan-kegiatan dalam rangka pendidikan politik sangat penting,” paparnya.
Baca: Soal Calon Bupati Grobogan, Siapa Sosok Pilihan NU?
Dalam kesempatan itu, Abu mengajak warga nahdliyin agar senantiasa meminta petunjuk dari para kiai di dalam memilih pemimpin. Menurutnya ada tiga cara di dalam menentukan pemimpin yang akan dipilih.
Pertama, memakai cara orang ahli, yakni menggunakan ijtihad politik. Orang yang dianggap memiliki pengetahuan cukup bisa menentukan siapa tokoh yang dianggap mampu menjadi pemimpin.
”Kalau kita belum pada level mujtahid, kita bisa menggunakan level kedua, yakni level itibak. Mengikuti argumen orang yang lebih paham yang tahu hukumnya dan dalilnya," jelasnya.
Baca: Hafizah Anak Penjual Singkong Goreng Grobogan Diterima Jadi Polwan
Jika belum pada level
mujtahid, lanjut dia, paling tidak harus menjadi itibak. Yakni harus mempunyai idealitas mengapa harus memilih suatu pemimpin.
”Kalau betul-betul awam, tidak tahu
ijtihad maupun
itiba, maka memang harus
taklid (mengikuti pendapat orang lain tanpa tahu alasannya),” katanya.
Menurutnya, Nahdliyin beruntung karena memiliki kiai yang bisa menjadi teladan untuk membimbing, termasuk dalam urusan politik. Dalam berbagai urusan, Nahdliyin sudah terbiasa meminta bimbingan dari para kiai.
”Dalam konteks politik saya berharap nahdliyin bersatu padu satu barisan," harapnya.
https://youtu.be/_1pr9AvBC9Y
Editor: Ali Muntoha