Sumarlan Obesitas asal Ngrandu Grobogan Berbobot 150 Kg, Keluarga Ungkap Kondisinya
Saiful Anwar
Jumat, 30 Juni 2023 18:23:27
Murianews.com menyambangi rumahnya, Jumat (30/6/2023). Sayang, pihak keluarga melarang awak media untuk mengambil gambar Sumarlan. Namun, Mulyadi, adik kandung Sumarlan mengungkapkan kondisi kakaknya itu.
Mulyadi mengatakan, Sumarlan baru saja dipulangkan dari tempat kerjanya di Jakarta, beberapa waktu lalu. Saat ini, lanjut Mulyadi, kondisi kakaknya itu baik-baik saja.
Baca: Api Bediang Ludeskan Rumah Warga Dawung Grobogan”Saya dan keluarga keberatan kalau diambil gambar. Kondisinya baik, bisa ngobrol, bercanda seperti biasa. Tadi juga ngobrol sama Pak Lurah. Kendalanya di jalan saja,” katanya saat ditemui, Jumat (30/6/2023).
Sebelumnya, Sumarlan sempat diberitakan sejumlah media memiliki berat badan 200 kg. Mulyadi pun menampik pemberitaan itu. Ia menyebut, berat badan kakaknya itu hanya di kisaran 150 kg saja.
”Saya agak kecewa dengan pemberitaan (sebelumnya). Kayaknya berlebih. Hanya sekitar 150an saja,” imbuhnya.
Saat ini, pihak keluarga telah membuatkan rumah dalam dua hari untuk dihuni Sumarlan. Sumarlan sendiri tiba di rumah tersebut, Kamis (29/6/2023) malam.
Baca: Duh, 11 Persen Balita di Kudus Alami Obesitas”Rumahnya dibuat dua hari secara gotong royong. Di sini, semula ya seperti itu tanah kosong. Keluarga sebenarnya sudah sejak lama ingin beliau pulang, tapi baru bersedia sekarang,” paparnya.Dari pantauan
Murianews.com, rumah itu memang sangat sederhana. Seluruh dindingnya papan dan berlantai tanah. Tampak dari luar rumah, Sumarlan bercengkerama dengan anggota keluarga yang lain.Dijelaskannya, Sumarlan memiliki seorang anak laki-laki. Sementara, sang istri sudah meninggal sekitar satu setengah tahun yang lalu.Sehari-hari, Sumarlan bekerja di konveksi. Namun, dia kemudian mengalami kecelakaan hingga akhirnya tak bisa jalan. Sejak saat itulah, kondisinya berangsur-angsur menjadi obesitas.”Kerjanya konveksi di Jakarta. Kebetulan saya juga di Jakarta. Tapi kemudian karena tidak bisa berjalan, jadi seperti itu,” katanya. Editor: Zulkifli Fahmi
Murianews, Grobogan – Sumarlan (55), warga Dusun Pepe, Desa Ngrandu, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan dikabarkan menderita obesitas cukup parah. Berat badannya mencapai 150 kg.
Murianews.com menyambangi rumahnya, Jumat (30/6/2023). Sayang, pihak keluarga melarang awak media untuk mengambil gambar Sumarlan. Namun, Mulyadi, adik kandung Sumarlan mengungkapkan kondisi kakaknya itu.
Mulyadi mengatakan, Sumarlan baru saja dipulangkan dari tempat kerjanya di Jakarta, beberapa waktu lalu. Saat ini, lanjut Mulyadi, kondisi kakaknya itu baik-baik saja.
Baca: Api Bediang Ludeskan Rumah Warga Dawung Grobogan
”Saya dan keluarga keberatan kalau diambil gambar. Kondisinya baik, bisa ngobrol, bercanda seperti biasa. Tadi juga ngobrol sama Pak Lurah. Kendalanya di jalan saja,” katanya saat ditemui, Jumat (30/6/2023).
Sebelumnya, Sumarlan sempat diberitakan sejumlah media memiliki berat badan 200 kg. Mulyadi pun menampik pemberitaan itu. Ia menyebut, berat badan kakaknya itu hanya di kisaran 150 kg saja.
”Saya agak kecewa dengan pemberitaan (sebelumnya). Kayaknya berlebih. Hanya sekitar 150an saja,” imbuhnya.
Saat ini, pihak keluarga telah membuatkan rumah dalam dua hari untuk dihuni Sumarlan. Sumarlan sendiri tiba di rumah tersebut, Kamis (29/6/2023) malam.
Baca: Duh, 11 Persen Balita di Kudus Alami Obesitas
”Rumahnya dibuat dua hari secara gotong royong. Di sini, semula ya seperti itu tanah kosong. Keluarga sebenarnya sudah sejak lama ingin beliau pulang, tapi baru bersedia sekarang,” paparnya.
Dari pantauan
Murianews.com, rumah itu memang sangat sederhana. Seluruh dindingnya papan dan berlantai tanah. Tampak dari luar rumah, Sumarlan bercengkerama dengan anggota keluarga yang lain.
Dijelaskannya, Sumarlan memiliki seorang anak laki-laki. Sementara, sang istri sudah meninggal sekitar satu setengah tahun yang lalu.
Sehari-hari, Sumarlan bekerja di konveksi. Namun, dia kemudian mengalami kecelakaan hingga akhirnya tak bisa jalan. Sejak saat itulah, kondisinya berangsur-angsur menjadi obesitas.
”Kerjanya konveksi di Jakarta. Kebetulan saya juga di Jakarta. Tapi kemudian karena tidak bisa berjalan, jadi seperti itu,” katanya.
Editor: Zulkifli Fahmi