Rabu, 29 November 2023

Dokter Gadungan Ngaku Lulusan Luar Negeri Saat Kerja di Grobogan

Saiful Anwar
Kamis, 14 September 2023 13:43:00
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Grobogan Djatmiko. (Murianew/Saiful Anwar)

Murianews, Grobogan – Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Grobogan Djatmiko mengungkapkan, dokter gadungan Susanto mengaku lulusan dari Australia saat bekerja di Grobogan.

Pelaku yang asli Grobogan itu kemudiam bekerja di Puskesmas Gabus 2 dan PMI Grobogan pada 2006-2008 lalu. Ia juga bekerja di RS Habibullah Gabus.

Djatmiko mengaku kecolongan saat itu. Sebab, ketika itu sama sekali taka da yang mengetahui jika yang bersangkutan merupakan dokter palsu.

”Yang terungkap sekarang kan pakai identitasnya orang lain. Dulu (2006-2008) ngakunya lulusan luar negeri, dari Australia. Katanya ada penyetaraan dan penyesuaian. Memang dulu kita kecolongan ya, karena belum ada IDI online,” kata Djatmiko, Kamis (14/9/2023).

Djatmiko menerangkan, pihaknya baru mengetahui Susanto dokter gadungan saat aksinya ketahuan di Kalimantan Selatan. Dia dilaporkan ke polisi dan dihukum 20 bulan.

”Dari situ kami tahu, oh itu Susanto yang sempat di sini. Setelah kejadian itu, kami perketat kalau ada pelamar. Kami cek ijazahnya dan akan dikroscek di perguruan tingginya,” paparnya.

Namun, setelah kini terdapat IDI Online, pihaknya tinggal mengecek nomor IDI pelamar. Nantinya akan langsung muncul nama, foto, dan perguruan tinggi tempat menempuh studi.

Djatmiko menjelaskan, selama di PMI Grobogan, Susanto hanya berada di bagian supervisor saja. Tugasnya, hanya memastikan kondisi kesehatan pendonor.

”Kalau di PMI hanya sebagai supervisor saja. Misalkan ada pelaksanaan donor darah, dokter supervisor kan hanya memastikan kodisinya bagaimana, tidak sampai tindakan-tindakan,” tandasnya.

Dari informasi yang didapatkannya, Susanto ketika itu selalu memilih ruang yang privasi saat ada keperluan tindakan. Selain itu, obat yang diberikan kepada pasien juga kurang variatif.

”Info dari teman yang pernah di sana, dulu kalau ada pengobatan masal, dia inginnya tempatnya tersendiri, privasi. Resepnya cenderung monoton, obatnya itu-itu saja,” katanya.

Diketahui, dokter gadungan Susanto ditangkap di Surabaya. Ia ditangkap setelah kedoknya terbongkar saat PT Pelindo Husada Citra yang mempekerjakannya di klinik K3 Pertamina di Cepu akan memperpanjang kontrak kerjanya.

Selama bekerja dua tahun di klinik itu, Susanto menerima gaji Rp 7 juta plus tunjuangan tiap bulannya. Ia diketahui merekayasa dokumen seorang dokter asal Bandung, dr Anggi Yurikno.

Dari hasil pemeriksaan polisi, Susanto diketahui hanya lulusan SMA. Kini, Susanto telah diadili di Pengadilan Negeri Surabaya.

 

Editor: Zulkifli Fahmi

Komentar