Rumah Sakit Penuh, Grobogan Darurat Demam Berdarah
Saiful Anwar
Jumat, 1 Maret 2024 11:13:00
Murianews, Grobogan – Banyaknya rumah sakit yang penuh membuat Grobogan kini mengalami darurat Demam Berdarah Dengue (DBD). Dalam dua bulan ini selain kasusnya mengalami kenaikan signifikan, juga sudah ada dua pasien meninggal.
”Angka Demam Berdarah saat ini di Grobogan naik. Dengan terus bertambahnya jumlah pasien, maka terjadi kegawatdaruratan demam berdarah,” ujar Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Grobogan Djatmiko, Jumat (1/3/2024).
Djatmiko menambahkan, banyak pasien DBD masih tertahan di IGD karena ruang rawat inap penuh. Dia mengaku sudah berkoordinasi dengan Bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Yankesmas) Dinkes setempat untuk mencari solusi terkait ketersediaan ruang rawat inap.
”Saya sudah berkoordinasi dengan bidang Yankesmas, untuk segera melihat ke rumah sakit-rumah sakit agar bisa dicarikan solusi,” bebernya.
Djatmiko mengatakan, saat ini pasien yang belum mendapatkan ruang rawat inap, sudah mendapatkan pelayanan.
”Dari informasi yang saya peroleh, yang sudah dibawa ke RS dan belum dapat kamar, sudah dilayani. Tetapi masih harus stay di UGD sambil menunggu kamar inap tersedia,” jelasnya.
Dia memaparkan, pertolongan pertama yang bisa dilakukan kepada pasien yang sudah dinyatakan DB yakni dengan rehidrasi cairan. Pasien diminta untuk minum air putih yang cukup untuk merehidrasi cairan dalam tubuh.
”Di samping itu juga bisa mengonsumsi jus jambu atau air kelapa muda, agar kondisi pasien tidak lemas,” katanya.
Djatmiko menjelaskan, pasien yang mengalami gejala ringan dan masih dirawat di rumah adalah mereka yang mengalami demam dengue. Kondisi pasien dengan DD itu, kata dia, bisa dirawat di rumah dengan tetap mengonsumsi obat secara teratur dari dokter.
”Mengikuti arahan dokter seperti konsumsi makan dan minum yang cukup, konsumsi buah-buahan dan mengatur tingkat stres,” ucapnya.
Sementara kondisi pasien terparah yang perlu dirawat di Rumah Sakit adalah mereka yang sudah masuk gejala seperti penurunan kesadaran, tangan dan kaki terasa dingin, nadi terasa cepat dan lemah.
Dia menjelaskan, kasus DBD hingga 20 Februari 2024 mencapai 470 kasus. Jumlah tersebut terbagi menjadi demam dengue (DD) sebanyak 296 kasus, DBD sebanyak 169 kasus dan Demam Shock Syndrome (DSS) sebanyak 5 kasus.
”Untuk kasus kematian karena Demam Berdarah ini ada dua kasus,” katanya.
Adapun untuk pencegahan DBD, pihaknya meminta kepada masyarakat untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan metode 3M Plus.
Langkah 3M plus yang dimaksud yakni menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air dan mendaur ulang barang-barang yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk aedes aegypti.
Editor: Supriyadi
Murianews, Grobogan – Banyaknya rumah sakit yang penuh membuat Grobogan kini mengalami darurat Demam Berdarah Dengue (DBD). Dalam dua bulan ini selain kasusnya mengalami kenaikan signifikan, juga sudah ada dua pasien meninggal.
”Angka Demam Berdarah saat ini di Grobogan naik. Dengan terus bertambahnya jumlah pasien, maka terjadi kegawatdaruratan demam berdarah,” ujar Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Grobogan Djatmiko, Jumat (1/3/2024).
Djatmiko menambahkan, banyak pasien DBD masih tertahan di IGD karena ruang rawat inap penuh. Dia mengaku sudah berkoordinasi dengan Bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Yankesmas) Dinkes setempat untuk mencari solusi terkait ketersediaan ruang rawat inap.
”Saya sudah berkoordinasi dengan bidang Yankesmas, untuk segera melihat ke rumah sakit-rumah sakit agar bisa dicarikan solusi,” bebernya.
Djatmiko mengatakan, saat ini pasien yang belum mendapatkan ruang rawat inap, sudah mendapatkan pelayanan.
”Dari informasi yang saya peroleh, yang sudah dibawa ke RS dan belum dapat kamar, sudah dilayani. Tetapi masih harus stay di UGD sambil menunggu kamar inap tersedia,” jelasnya.
Dia memaparkan, pertolongan pertama yang bisa dilakukan kepada pasien yang sudah dinyatakan DB yakni dengan rehidrasi cairan. Pasien diminta untuk minum air putih yang cukup untuk merehidrasi cairan dalam tubuh.
”Di samping itu juga bisa mengonsumsi jus jambu atau air kelapa muda, agar kondisi pasien tidak lemas,” katanya.
Djatmiko menjelaskan, pasien yang mengalami gejala ringan dan masih dirawat di rumah adalah mereka yang mengalami demam dengue. Kondisi pasien dengan DD itu, kata dia, bisa dirawat di rumah dengan tetap mengonsumsi obat secara teratur dari dokter.
”Mengikuti arahan dokter seperti konsumsi makan dan minum yang cukup, konsumsi buah-buahan dan mengatur tingkat stres,” ucapnya.
Sementara kondisi pasien terparah yang perlu dirawat di Rumah Sakit adalah mereka yang sudah masuk gejala seperti penurunan kesadaran, tangan dan kaki terasa dingin, nadi terasa cepat dan lemah.
Dia menjelaskan, kasus DBD hingga 20 Februari 2024 mencapai 470 kasus. Jumlah tersebut terbagi menjadi demam dengue (DD) sebanyak 296 kasus, DBD sebanyak 169 kasus dan Demam Shock Syndrome (DSS) sebanyak 5 kasus.
”Untuk kasus kematian karena Demam Berdarah ini ada dua kasus,” katanya.
Adapun untuk pencegahan DBD, pihaknya meminta kepada masyarakat untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan metode 3M Plus.
Langkah 3M plus yang dimaksud yakni menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air dan mendaur ulang barang-barang yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk aedes aegypti.
Editor: Supriyadi