Jemaah Salat Id di Kudus Dipesan agar Menerapkan Sikap Ini
Saiful Anwar
Rabu, 10 April 2024 10:24:00
Murianews, Kudus – Jemaah salat Idulfitri di Masjid Agung Kudus, Jawa Tengah dipesan agar selalu menerapkan sikap khauf dan raja’ secara proporsional. Hal itu ditekankan Khatib Prof Dr KH Ahmad Izzudin dalam khotbahnya di masjid yang berada di kompleks Alun-alun Kudus itu, Rabu (10/4/2024).
Sekretaris Komisi Fatwa MUI Jawa Tengah itu menjelaskan, khauf adalah kekhawatiran apakah ibadah kita ditetima Allah Subhanahu Wata’ala atau tidak. Sehingga kita tidak terlalu puas dan berbangga diri dengan pencapaian ibadah yang telah dilakukan.
”Sementara raja’ adalah sikap optimisme bahwa Allah dengan sifat kasih sayang-Nya pasti mau menerima amal ibadah yang kita lakukan,” ungkapnya.
Diterangkannya, usai Ramadan berlalu, umat muslim harus menerapkan dua sikap tersebut secara proporsional atau berimbang. Menurutnya, orang yang ibadahnya tidak didasari sifat khauf akan terlalu percaya diri dengan ibadah yang telah dilakukannya.
”Sehingga dikhawatirkan merasa cukup dengan amal yang telah dlakukan. Sementara sifat raja’ diperlukan agar kita tidak putus asa kepada Allah Swt. Sifat raja’ ini dilakukan dengan rasa optimis bahwa Allah menerima ibadah yang telah kita perbuat, sebab Allah sesuai prasangka hambanya,” jelasnya.
KH Izzudin mengutip Imam Al-Ghazali dalam Ihya ‘Ulumuddin. Disebutkan, Imam Al-Ghazali berpesan agar setiap selesai buka puasa kita menerapkan sikap khauf dan raja’.
”Untuk satu ibadah berupa puasa saja perlu ditanamkan prinsip ini, apalagi setelah selesai satu bulan dengan segala amalan sunah di dalamnya. Bayangkan, orang yang sudah beribadah maksimal saja tidak boleh berbangga diri dan terllau percaya diri dengan amalnya, apalagi mereka yang ibadahnya biasa-biasa saja,” terangnya.
Lebih lanjut, dia menerangkan, orang yang berpuasa memiliki pengalaman menahan lapar dan haus selama kurang lebih 13 jam dalam kurun waktu sebulan. Dengan demikian, orang yang berpuasa akan sadar bahwa seperti itulah nasib saudara-saudara yang hidupnya kekurangan.
”Barangkali lapar dan haus kita akan berakhir di waktu maghrib, tetapi saudara kita yang hidup dengan ekonomi sangat rendah boleh jadi merasakan lapar sepanjang hayat dikandung badan,” ucapnya.
Editor: Dani Agus



