Mereka mandi ramai-ramai di tengah malam di sendang yang berada di tengah hutan itu dengan kepercayaan masing-masing. Tradisi ini sudah berlangsung turun temurun di momen malam 1 Sura.
Ketua BUMDes Pesona Desa Mlowokarangtalun Tri Widodo mengungkapkan, kendati banyak juga warga biasa, namun untuk para pengunjung Sendang Coyo pada malam 1 Sura tadi malam mayoritas adalah pesilat. Tri menyebut, biasanya para pesilat menggelar acara di malam 1 sura untuk kenaikan tingkat.
”Kalau tadi malam itu dari silat-silat di situ. Tujuannya khusus untuk perguruan, kenaikan sabuk. Itu kan untuk naik sabuk, biasanya dilakukan di awal bulan Sura, untuk penggemblengan terakhir,” ujar dia.
Dijelaskannya, agenda malam 1 Sura yang terdapat ritual khusus akan digelar pada malam Jumat Legi mendatang. Pihaknya memastikan, pada malam tersebut nantinya akan jauh lebih ramai, bahkan banyak yang dari luar daerah.
”Ya ramai, tapi ramai lagi kalau malam Jumat Legi. Ada dari Ngawi, Demak, Kudus, dan banyak lagi,” imbuhnya.
Tri menyebutkan, malam yang paling ramai di sendang Coyo adalah ketika malam 1 Sura bertepatan pada malam Jumat Legi. Pengunjung bahkan bisa meluber hingga luar area kompleks wisata tersebut.
”Kalau 1 Sura-nya pas di malam Jumat Legi, itu sampai meluber. Itu kira-kira delapan tahun sekali,” katanya.
Murianews, Grobogan – Ratusan warga memadati kompleks wisata Sendang Coyo di Desa Mlowokarangtalun, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah di malam 1 Sura, atau pada Kamis (26/6/2025) malam hingga Jumat (27/6/2025) dini hari.
Mereka mandi ramai-ramai di tengah malam di sendang yang berada di tengah hutan itu dengan kepercayaan masing-masing. Tradisi ini sudah berlangsung turun temurun di momen malam 1 Sura.
Ketua BUMDes Pesona Desa Mlowokarangtalun Tri Widodo mengungkapkan, kendati banyak juga warga biasa, namun untuk para pengunjung Sendang Coyo pada malam 1 Sura tadi malam mayoritas adalah pesilat. Tri menyebut, biasanya para pesilat menggelar acara di malam 1 sura untuk kenaikan tingkat.
”Kalau tadi malam itu dari silat-silat di situ. Tujuannya khusus untuk perguruan, kenaikan sabuk. Itu kan untuk naik sabuk, biasanya dilakukan di awal bulan Sura, untuk penggemblengan terakhir,” ujar dia.
Dijelaskannya, agenda malam 1 Sura yang terdapat ritual khusus akan digelar pada malam Jumat Legi mendatang. Pihaknya memastikan, pada malam tersebut nantinya akan jauh lebih ramai, bahkan banyak yang dari luar daerah.
”Ya ramai, tapi ramai lagi kalau malam Jumat Legi. Ada dari Ngawi, Demak, Kudus, dan banyak lagi,” imbuhnya.
Tri menyebutkan, malam yang paling ramai di sendang Coyo adalah ketika malam 1 Sura bertepatan pada malam Jumat Legi. Pengunjung bahkan bisa meluber hingga luar area kompleks wisata tersebut.
”Kalau 1 Sura-nya pas di malam Jumat Legi, itu sampai meluber. Itu kira-kira delapan tahun sekali,” katanya.
Ritual Putri Domas...
Adapun malam Jumat Legi untuk bulan Sura kali ini akan jatuh pada Kamis-Jumat (17-18 /7/2025) mendatang. Saat itulah, akan digelar ritual putri domas keliling sendang Coyo. Tri mengatakan, bila tidak ada Jumat Legi selama bulan Sura, maka ritual tersebut akan digelar pada malam Selasa Kliwon.
”Ada ritual budaya, ada putri domas, tabur beras kuning keliling sendang Coyo. Ada selametan juga biasanya,” bebernya.
Menurutnya, masyarakat, khususnya para penganut Kejawen biasanya akan berdoa sesuai dengan keinginan masing-masing. Doanya tentu bermacam-macam, termasuk penglaris hingga kesembuhan penyakit, saat menjalani ritual di sendang coyo pada 1 Sura.
”Kepercayaannya, khusus kejawen-kejawen. Tergantung doa mereka, ada yang minta penglarisan, untuk pengobatan juga. Ada yang ambil beras kuningnya, ada yang ambil ambil nasinya, ambil batunya untuk meditasi. Macam-macam, nanti banyak sekali,” katanya.
Editor: Budi Santoso