Dalam kegiatan itu, mulanya sekitar 40 orang polisi yang berperan sebagai kelompok massa sempat berorasi sebentar di depan gerbang DPRD. Mereka menuntut penurunan pajak yang dinilai naik signifikan.
Makin lama, mereka makin tak terkendali. Mereka melempari petugas dengan air mineral dan petugas akhirnya terpaksa menyemprotkan water canon.
Simulasi itu dari latihan pengamanan aksi unjuk rasa yang digelar Polres Grobogan. Latihan ini memang diskenariokan sebagai upaya aparat menghadapi situasi unjuk rasa yang berpotensi ricuh.
Kabagops Polres Grobogan Kompol Ngadiyo mengatakan, latihan tersebut penting untuk menguji kesiapan personel di lapangan. Menurutnya, dinamika aksi massa kerap sulit diprediksi, sehingga anggota harus selalu siap siaga.
”Simulasi ini bertujuan meningkatkan kemampuan dan kesiapsiagaan personel dalam menghadapi aksi unjuk rasa, khususnya ketika situasi mulai tidak terkendali. Kita ingin semua langkah penanganan dilakukan sesuai prosedur,” jelasnya.
Dalam simulasi tersebut, aparat kepolisian menurunkan satuan pengendalian massa (Dalmas) lengkap dengan tameng dan kendaraan taktis water canon.
Murianews, Grobogan – Aksi demonstrasi ricuh kembali berlangsung di depan DPRD Grobogan, Jawa Tengah, Senin (15/9/2025) sore. Namun, itu merupakan simulasi penanganan demonstrasi yang digelar Polres Grobogan.
Dalam kegiatan itu, mulanya sekitar 40 orang polisi yang berperan sebagai kelompok massa sempat berorasi sebentar di depan gerbang DPRD. Mereka menuntut penurunan pajak yang dinilai naik signifikan.
Makin lama, mereka makin tak terkendali. Mereka melempari petugas dengan air mineral dan petugas akhirnya terpaksa menyemprotkan water canon.
Simulasi itu dari latihan pengamanan aksi unjuk rasa yang digelar Polres Grobogan. Latihan ini memang diskenariokan sebagai upaya aparat menghadapi situasi unjuk rasa yang berpotensi ricuh.
Kabagops Polres Grobogan Kompol Ngadiyo mengatakan, latihan tersebut penting untuk menguji kesiapan personel di lapangan. Menurutnya, dinamika aksi massa kerap sulit diprediksi, sehingga anggota harus selalu siap siaga.
”Simulasi ini bertujuan meningkatkan kemampuan dan kesiapsiagaan personel dalam menghadapi aksi unjuk rasa, khususnya ketika situasi mulai tidak terkendali. Kita ingin semua langkah penanganan dilakukan sesuai prosedur,” jelasnya.
Dalam simulasi tersebut, aparat kepolisian menurunkan satuan pengendalian massa (Dalmas) lengkap dengan tameng dan kendaraan taktis water canon.
Tahapan Penanganan...
Tahapan penanganan diperagakan mulai dari negosiasi, himbauan pembubaran, hingga tindakan tegas terukur ketika massa bertindak anarkis.
Kompol Ngadiyo menekankan bahwa pihak kepolisian selalu mengutamakan langkah persuasif. Ia menyataman selalu mengedepankan dialog dan upaya humanis.
Namun apabila massa tetap melakukan tindakan yang membahayakan ketertiban umum maupun keselamatan, pihaknya sudah siapkan langkah pengamanan sesuai aturan.
Latihan pengamanan aksi itu berlangsung sekitar satu jam. Aksi itu pun menarik perhatian masyarakat sekitar. Warga yang melintas sempat berhenti menyaksikan dan sebagian mendokumentasikan simulasi itu.
Editor: Zulkifli Fahmi