Kepala Desa Ketitang Wetan, Ali Munthoha memaparkan tanggul Sungai Widodaren jebol sekitar pukul 04.00 WIB. Jebolnya tanggul ini membuat aliran sungai masuk ke pemukiman warga.
’’Tanggul jebol sekitar 5-7 meter dengan kedalaman 2 meter. (Air) Menggenangi rumah warga sekitar 600 rumah dengan 700 kk,’’ ujar Ali kepada
.
Ketinggian air di dalam rumah bervariasi antara 10 cm hingga 30 cm. Sedangkan di jalan desa ketinggian mencapai 50 cm. Ini membuat aktivitas warga lumpuh.
’’Seluruh desa hampir tergenang. Akses jalan ndak bisa dilalui. Ketinggian air di jalan 40-50 cm,’’ ungkap dia.
Selain pemukiman, banjir juga menggenangi puluhan hektare lahan pertanian. Petani pun mengalami kerugian ratusan juta rupiah.
Selain pemukiman, banjir juga menggenangi puluhan hektare lahan pertanian. Petani pun mengalami kerugian ratusan juta rupiah.’’Lahan pertanian semua kena. Rata dengan air. Ketinggian di lahan pertanian sekitar 1 meter,’’ ucap dia.Ia mengungkapkan, tanggul jebol sudah ditanggani sementara. Namun, banjir belum surut dan masih menggenangi rumah warga. Meskipun demikian, mereka masih bertahan di rumah masing-masing.’’Untuk bantuan belum ada. Akses jalan lumpuh total. Yang dibutuhkan warga saat ini sembako, makanan siap saji. Warga kesulitan memasak. Karena mau belanja tidak bisa,’’ pungkas dia. Reporter: Umar HanafiEditor: Zulkifli Fahmi
Murianews, Pati – Tanggul Sungai Widodaren atau Kaliombo Jebol, Kamis (2/3/2023). Akibatnya, sekitar 600 rumah di Desa Ketitang Wetan, Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati terendam banjir.
Kepala Desa Ketitang Wetan, Ali Munthoha memaparkan tanggul Sungai Widodaren jebol sekitar pukul 04.00 WIB. Jebolnya tanggul ini membuat aliran sungai masuk ke pemukiman warga.
’’Tanggul jebol sekitar 5-7 meter dengan kedalaman 2 meter. (Air) Menggenangi rumah warga sekitar 600 rumah dengan 700 kk,’’ ujar Ali kepada
Murianews.
Baca: Gegara Macet di Jalan Pati-Rembang, Perjalanan Semarang-Surabaya Jadi 13 Jam
Ketinggian air di dalam rumah bervariasi antara 10 cm hingga 30 cm. Sedangkan di jalan desa ketinggian mencapai 50 cm. Ini membuat aktivitas warga lumpuh.
’’Seluruh desa hampir tergenang. Akses jalan ndak bisa dilalui. Ketinggian air di jalan 40-50 cm,’’ ungkap dia.
Selain pemukiman, banjir juga menggenangi puluhan hektare lahan pertanian. Petani pun mengalami kerugian ratusan juta rupiah.
’’Lahan pertanian semua kena. Rata dengan air. Ketinggian di lahan pertanian sekitar 1 meter,’’ ucap dia.
Ia mengungkapkan, tanggul jebol sudah ditanggani sementara. Namun, banjir belum surut dan masih menggenangi rumah warga. Meskipun demikian, mereka masih bertahan di rumah masing-masing.
’’Untuk bantuan belum ada. Akses jalan lumpuh total. Yang dibutuhkan warga saat ini sembako, makanan siap saji. Warga kesulitan memasak. Karena mau belanja tidak bisa,’’ pungkas dia.
Reporter: Umar Hanafi
Editor: Zulkifli Fahmi