Melatih Keikhlasan dan Kejujuran di Bulan Ramadan
Umar Hanafi
Kamis, 6 April 2023 03:00:57
Nafas tarbiyah (Pendidikan, red) di bulan Ramadan tentunya adalah keikhlasan dan kejujuran. Sebab puasa itu ibadah yang luar biasa. Tidak hanya menahan makan saja, tetapi juga mempertahankan komitmen kita kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dengan berpuasa kita dilatih soal kejujuran. Puasa mengajarkan kita untuk berkomitmen menjaga nafsu kita. Baik ada orang maupun tidak ada orang, kita harus menahan lapar dan dahaga.
Kita bisa saja makan atau minum saat tidak ada orang dan mengaku berpuasa. Tetapi karena puasa ini merupakan ibadah semata-mata karena Allah SWT, sehingga meskipun dalam keadaan sendirian, kaum muslim tetap menahan dari hal-hal yang membatalkan puasa.
Inilah bentuk tarbiyah yang paling dasar dan yang paling otentik yang bisa diambil dari berpuasa. Artinya orang itu beramal dengan penuh ikhlas dan jujur terhadap diri sendiri dan Allah SWT. Beramal semata-mata karena Allah.
Jujur dan ikhlas ini merupakan bekal kita untuk melakukan amalan lainnya sehingga diterima oleh Allah SWT. Keikhlasan bakal membuat amal kita mendapatkan ganjaran dari Allah. Sedangkan jujur menghindarlan kita dari golongan kaum munafik yang dibenci Allah.

Bangsa Indonesia saat ini dihadapkan berbagai problematika bangsa. Seperti korupsi hingga dunia perpolitikan yang penuh tipu muslihat. Sering berbicara tidak konsisten dan tidak komitmen dengan perkataan.
Dengan kejujuran setiap insan dapat menghindarkan praktik-praktik yang merugikan bangsa negara itu. Puasa Ramadan ini kita dapat mengasah diri kita dari kejujuran.Bila setiap individu bangsa dibekali dengan sifat jujur, maka problematika bangsa Indonesia tersebut akan hilang dengan sendirinya.Umat muslim bisa menjadi pionir untuk hal itu. Maka mari kita manfaatkan bulan yang suci ini dengan sebaik-baiknya. Mari melakukan amalan-amalan yang membuat keimanan dan ketakwaan kita bertambah. Seperti membaca Al-Quran dan menghidupkan malam-malam bulan Ramadan.Apalagi di bulan yang suci ini, pintu neraka ditutup, pintu surga dibuka seluas-luasnya dan setan dibelenggu. Hal ini sesuai hadist Nabi Muhammad SAW:
إِذَا دَخَلَ رَمَضَانُ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ ، وَفُتِحَتْ أَبُوَابُ الجَّنَةِ ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ
Artinya: Ketika datang (bulan) Ramadan, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu. (HR Bukhari dan Muslim).Maka ini merupakan kesempatan yang luar biasa untuk meningkatkan kualitas ibadah. Apalagi Nabi Muhammad SAW juga menegaskan yang intinya, andai kata umat Muhammad tahu apa yang terkandung dalam Ramadan, maka mereka akan berharap setahun penuh adalah Ramadan. Editor: Zulkifli Fahmi
[caption id="attachment_284824" align="alignleft" width="150"]
Pengurus LBMNU Kabupaten Rembang, Hamzah Iklil[/caption]
Nafas tarbiyah (Pendidikan, red) di bulan Ramadan tentunya adalah keikhlasan dan kejujuran. Sebab puasa itu ibadah yang luar biasa. Tidak hanya menahan makan saja, tetapi juga mempertahankan komitmen kita kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dengan berpuasa kita dilatih soal kejujuran. Puasa mengajarkan kita untuk berkomitmen menjaga nafsu kita. Baik ada orang maupun tidak ada orang, kita harus menahan lapar dan dahaga.
Kita bisa saja makan atau minum saat tidak ada orang dan mengaku berpuasa. Tetapi karena puasa ini merupakan ibadah semata-mata karena Allah SWT, sehingga meskipun dalam keadaan sendirian, kaum muslim tetap menahan dari hal-hal yang membatalkan puasa.
Inilah bentuk tarbiyah yang paling dasar dan yang paling otentik yang bisa diambil dari berpuasa. Artinya orang itu beramal dengan penuh ikhlas dan jujur terhadap diri sendiri dan Allah SWT. Beramal semata-mata karena Allah.
Jujur dan ikhlas ini merupakan bekal kita untuk melakukan amalan lainnya sehingga diterima oleh Allah SWT. Keikhlasan bakal membuat amal kita mendapatkan ganjaran dari Allah. Sedangkan jujur menghindarlan kita dari golongan kaum munafik yang dibenci Allah.

Bangsa Indonesia saat ini dihadapkan berbagai problematika bangsa. Seperti korupsi hingga dunia perpolitikan yang penuh tipu muslihat. Sering berbicara tidak konsisten dan tidak komitmen dengan perkataan.
Dengan kejujuran setiap insan dapat menghindarkan praktik-praktik yang merugikan bangsa negara itu. Puasa Ramadan ini kita dapat mengasah diri kita dari kejujuran.
Bila setiap individu bangsa dibekali dengan sifat jujur, maka problematika bangsa Indonesia tersebut akan hilang dengan sendirinya.
Umat muslim bisa menjadi pionir untuk hal itu. Maka mari kita manfaatkan bulan yang suci ini dengan sebaik-baiknya. Mari melakukan amalan-amalan yang membuat keimanan dan ketakwaan kita bertambah. Seperti membaca Al-Quran dan menghidupkan malam-malam bulan Ramadan.
Apalagi di bulan yang suci ini, pintu neraka ditutup, pintu surga dibuka seluas-luasnya dan setan dibelenggu. Hal ini sesuai hadist Nabi Muhammad SAW:
إِذَا دَخَلَ رَمَضَانُ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ ، وَفُتِحَتْ أَبُوَابُ الجَّنَةِ ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ
Artinya: Ketika datang (bulan) Ramadan, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu. (HR Bukhari dan Muslim).
Maka ini merupakan kesempatan yang luar biasa untuk meningkatkan kualitas ibadah. Apalagi Nabi Muhammad SAW juga menegaskan yang intinya, andai kata umat Muhammad tahu apa yang terkandung dalam Ramadan, maka mereka akan berharap setahun penuh adalah Ramadan.
Editor: Zulkifli Fahmi