Kepala BPBD Kabupaten Pati Martinus Budi Prasetya mengatakan, musim kemarau diperkirakan mulai berlangsung pada Mei hingga Oktober 2023. Ini membuat resiko bencana kekeringan lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
”Kemarau di 2023 ini diperkirakan akan lebih kering daripada kemarau di 2021 maupun 2022. Diperkirakan nantinya sampai dengan bulan September atau masuk Oktober kita baru masuk musim penghujan. Jadi cukup panjang ada sekitar enam bulan,” ujar Martinus, Kamis (27/4/2023).
Martinus menyebut kondisi cuaca saat ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Maka dari itu, dirinya berharap agar semua pihak bersiap. Khususnya bagi masyarakat yang sering terdampak kekeringan.
”Dua tahun kemarin kemaraunya basah, masih ada hujan yang turun, tapi ini diperkirakan lebih kering daripada 2021-2022. Ini yang harus diwaspadai dan dipersiapkan oleh semua, termasuk masyarakat yang terbiasa mengalami kekeringan,” ujar dia.
Saat disinggung soal upaya penanganan, Martinus menyebut BPBD Pati akan berupaya memenuhi kebutuhan air bersih. Selain itu, pihaknya juga telah memberikan edukasi kepada sejumlah masyarakat yang berpotensi terdampak untuk menyiapkan pasokan air bersih.
”Persiapan kita hanya apa yang kita punya. Kita siapkan untuk kebutuhan bantuan droping air bersih itu saja. Tetapi beberapa masyarakat sudah kita edukasi meskipun belum banyak. Supaya bisa memanen air hujan atau menampung air hujan saat masih ada hujan,” tandas dia. Editor: Cholis Anwar
Murianews, Pati – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana kekeringan. Sebab, diprediksi kemarau tahun ini akan lebih panjang dibanding tahun lalu.
Kepala BPBD Kabupaten Pati Martinus Budi Prasetya mengatakan, musim kemarau diperkirakan mulai berlangsung pada Mei hingga Oktober 2023. Ini membuat resiko bencana kekeringan lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
”Kemarau di 2023 ini diperkirakan akan lebih kering daripada kemarau di 2021 maupun 2022. Diperkirakan nantinya sampai dengan bulan September atau masuk Oktober kita baru masuk musim penghujan. Jadi cukup panjang ada sekitar enam bulan,” ujar Martinus, Kamis (27/4/2023).
Baca:
Kekeringan Makin Meluas, 10 Desa di Pati Ajukan Bantuan Air Bersih
Martinus menyebut kondisi cuaca saat ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Maka dari itu, dirinya berharap agar semua pihak bersiap. Khususnya bagi masyarakat yang sering terdampak kekeringan.
”Dua tahun kemarin kemaraunya basah, masih ada hujan yang turun, tapi ini diperkirakan lebih kering daripada 2021-2022. Ini yang harus diwaspadai dan dipersiapkan oleh semua, termasuk masyarakat yang terbiasa mengalami kekeringan,” ujar dia.
Saat disinggung soal upaya penanganan, Martinus menyebut BPBD Pati akan berupaya memenuhi kebutuhan air bersih. Selain itu, pihaknya juga telah memberikan edukasi kepada sejumlah masyarakat yang berpotensi terdampak untuk menyiapkan pasokan air bersih.
Baca:
Daerah Kekeringan di Pati Menyusut
”Persiapan kita hanya apa yang kita punya. Kita siapkan untuk kebutuhan bantuan droping air bersih itu saja. Tetapi beberapa masyarakat sudah kita edukasi meskipun belum banyak. Supaya bisa memanen air hujan atau menampung air hujan saat masih ada hujan,” tandas dia.
Editor: Cholis Anwar