Setidaknya ada enam orang yang berkostum pocong. Mereka mengenakan kain putih dan bermake-up hitam merah untuk menambah nuansa mistik.
Sebagian orang juga tampak mengangkat keranda berwarna putih. Keranda itu bertuliskan ’’matinya hari nurani KKP’’. Sebagai simbol matinya hati nurani pemerintah lantaran memberikan kebijakan yang merugikan para nelayan.
Para nelayan juga membawa berbagai spanduk yang berisikan tuntutan. Tuntutan-tuntutan itu di antaranya, ’’KKP tidak pro nelayan’’, ‘’pangkat duwur, kebijakanmu ngawur’’, ‘’bohong pada pemerintah (kejahatan), pemerintah yang bohong (kami miskin)’’.
Dalam aksi ini mereka juga menampilkan aksi teatrikal. Dua leher orang yang bermake-up pucat, di ikat oleh seseorang. Orang yang mengikut itu kemudian naik di pick up.
Kedua orang itu disimbolkan sebagai nelayan yang diperbudak pemerintah. Dengan kebijakan-kebijakan pemerintah, para nelayan sengsara dan hanya menjadi sapi perah.
Para nelayan memprotes PP nomor 11 tahun 2023. Dalam PP itu, nelayan diwajibkan membongkar ikan hasil penangkapan di dermaga masing-masing tempat penangkapan.’’Yang beli siapa? Tidak ada yang beli. Kita tidak boleh bawa ikan. Kapal harus kosong. dihargai berapa? Kita mati suri kalau diperlakukan seperti ini. Kita siap melawan,’’ ujar salah satu orator, Ramijan. Editor: Zulkifli Fahmi
Murianews, Pati – Ribuan nelayan Juwana, Pati, Jawa Tengah, menggelar unjuk rasa di depan Kantor Bupati Pati. Mereka membawa keranda hingga menggelar aksi teatrikal untuk menyampaikan aspirasi.
Setidaknya ada enam orang yang berkostum pocong. Mereka mengenakan kain putih dan bermake-up hitam merah untuk menambah nuansa mistik.
Sebagian orang juga tampak mengangkat keranda berwarna putih. Keranda itu bertuliskan ’’matinya hari nurani KKP’’. Sebagai simbol matinya hati nurani pemerintah lantaran memberikan kebijakan yang merugikan para nelayan.
Baca: Ribuan Nelayan Juwana Kembali Geruduk Kantor Bupati Pati
Para nelayan juga membawa berbagai spanduk yang berisikan tuntutan. Tuntutan-tuntutan itu di antaranya, ’’KKP tidak pro nelayan’’, ‘’pangkat duwur, kebijakanmu ngawur’’, ‘’bohong pada pemerintah (kejahatan), pemerintah yang bohong (kami miskin)’’.
Dalam aksi ini mereka juga menampilkan aksi teatrikal. Dua leher orang yang bermake-up pucat, di ikat oleh seseorang. Orang yang mengikut itu kemudian naik di pick up.
Kedua orang itu disimbolkan sebagai nelayan yang diperbudak pemerintah. Dengan kebijakan-kebijakan pemerintah, para nelayan sengsara dan hanya menjadi sapi perah.
Baca: Ribuan Nelayan Pati Gelar Demo, Ini Tuntutannya
Para nelayan memprotes PP nomor 11 tahun 2023. Dalam PP itu, nelayan diwajibkan membongkar ikan hasil penangkapan di dermaga masing-masing tempat penangkapan.
’’Yang beli siapa? Tidak ada yang beli. Kita tidak boleh bawa ikan. Kapal harus kosong. dihargai berapa? Kita mati suri kalau diperlakukan seperti ini. Kita siap melawan,’’ ujar salah satu orator, Ramijan.
Editor: Zulkifli Fahmi