Kamis, 20 November 2025


Pagelaran budaya ini digelar pertama kali di Desa Tanjungrejo, Kecamatan Margoyoso pada 2020 lalu. Pada tahun 2021, FMR fakum lantaran adanya pandemi Covid-19. Kemudian digelar kembali pada 2022 di Desa Jepalo.

”Pada 2023 ini rencananya di Jepalo juga,” ujar salah satu penggagas Festival Muria Raya, Brian, Senin (22/5/2023).

Pada Sabtu (20/5/2023) lalu, para panitia menggelar soft ceremonial FMR di Desa Tanjungrejo. Acara itu juga untuk menyambut Hari Peradaban Desa dan sedekah bumi sekaligus meresmikan barongan.

Baca: Festival Muria Raya Desa Jepalo Pati Hidupkan Kesenian Tradisional

Untuk waktu FMR pihak panitia masih menggodok. Nantinya, beberapa pertunjukan kesenian tradisional asal ditampilkan dalam FMR ini. Diharapkan acara ini nantinya semakin mempererat silaturahmi antar komunitas kesenian dan warga

”Ada Terbang Jawa, Wayang Klitik, Barongan dan lainnya,” imbuh panitia lainnya, Budi Hantomo.

FMR ini dilatarbelakangi ingin melihat budaya gotong royong desa dan ingin bersilaturahmi dengan masyarakat desa. Para penggagas berharap, acara ini tidak membebani masyarakat desa.
”Berlatar belakang ingin serawung di Desa. Gotong royong, gugur gunung itu kan di Desa. Tidak menjadi beban masyarakat. Kita ingin serawungan, ingin seduluran di Muria Raya. yang terpenting kerekatan seduluran,” imbuh penggagas lainnya, Arif Acong.Baca: Sejumlah Seniman Mancanegara Bakal Pentas di Festival Muria Raya Jepalo PatiDengan niatan itu, ternyata beberapa seniman mengapresiasi dan ingin menyumbangkan karyanya di panggung FMR.”Kami punya keyakinan nanti muncul hal-hal yang baru. Syukur-syukur kesenian timbul lagi,” tandas dia.Kedepan, FMR juga bakal digelar di tempat lain. Seperti di Kabupaten Kudus dan Kabupaten Jepara. Editor: Cholis Anwar

Baca Juga

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler