Rabu, 19 November 2025


Sebelum berebut gunungan, 15 kontingen RT mengikuti karnaval budaya. Berbagai kesenian tampil dalam karnaval ini. Seperti Reog Ponorogo, barongan hingga drum band.

Karnaval digelar pada pukul 12.00 WIB hingga 15.00 WIB. Mereka mengelilingi desa sambil mengarak empat gunungan. Warga tampak antusias mengikuti dan melihat karnaval.

Baca: Menjaga Tradisi Melalui Sedekah Bumi di Desa Kedungbulus Pati

”Sedakah bumi ini mensyukuri nikmat Allah. Diberikan rezeki bisa panen, tebu, jagung, padi, bawang merah dan sebagainya. Ada 15 RT mengikuti. Gunungan ada 4. Satu dari desa, tiga dari RT,” ujar Sekretaris Desa, Karsono.

Karnaval bermuara di lapangan desa. Di lapangan, gunungan dikumpulkan. Setelah itu, modin setempat berdoa. Doa belum kelar, masyarakat sudah berebut gunungan. Gunungan pun habis dalam sekejap, yakni sekitar 2 menit.

”Gunungan ini mempunyai mitos membawa berkah. Yang mendapatkan tadi dapat berkah. Sejak dulu kala sedekah bumi ini ada. Pandemi 3 tahun vakum makanya ini antusias masyarakat tinggi,” tutur dia.
Salah satu warga yang ikut berebut itu adalah Fita. Ibu rumah tangga itu rela berdesak-desakan untuk mendapatkan berbagai bahan kebutuhan. Ia pun berharap mendapatkan berkah dari Allah usai mengikuti sedekah bumi.Baca: GTPP Covid-19 Pati Perbolehkan Sedekah Bumi, Durasi Hanya Satu Jam”Saya mendapatkan bawang merah, kelapa muda dan terong. Nanti kalau sampai rumah dimasak. Semoga dengan ini berkah mendapatkan kelancaran rezeki dan melimpah dalam bertani,” pungkas Fita.Selain karnaval dan berebut gunungan, sedekah bumi Desa Terteg juga dimeriahkan berbagai acara. Di antaranya pentas kesenian ketoprak, bola voly, selawat dan bahtsul masail. Editor: Cholis Anwar

Baca Juga

Komentar

Terpopuler