Sembilan Gunungan Sedekah Bumi Mojosemi Pati Habis Diserbu Warga dalam Sekejap
Umar Hanafi
Rabu, 31 Mei 2023 17:29:38
Murianews, Pati – Sembilan gunungan di Sedekah Bumi Dukuh Mojosemi, Desa Mojoagung, Kecamatan Trangkil, Kabupaten Pati langsung habis diserbu warga dalam sekejap.
Gunungan-gunungan ini berisi hasil bumi maupun dagangan warga Dukuh Mojosemi. Setiap RT di Dukuh Mojosemi membuat gunungan. Total ada sembilan RT di sana.
Sebelum diserbu warga, gunungan ini diarak keliling desa oleh peserta kirab. Para peserta memakai berbagai kostum dan menampilkan berbagai kesenian.
’’Gunungan ada sembilan. Tergantung masing-masing RT. Masing-masing RT di Mojosemi mengikuti kirab. Khusus Mojosemi baru kali ini,’’ ujar Kepala Desa Mojoagung Susilo Budi Haryanto, Rabu (31/5/2023).
Baca: Warga Ikuti Sedekah Bumi di Desa Cikal Bakal Pati
Usai diarak keliling desa, gunungan-gunungan ini kemudian diletakkan di depan Punden Eyang Sukmonyono. Eyang Sukmonyono disebut menjadi salah satu tokoh pendiri Kawedanan Mojosemi yang kemudian hari menyebar dan menjadi Kadipaten Pesantenan.
Di depan Punden Eyang Sukmonyono, warga langsung menyerbu gunungan hasil bumi. Mereka berebut berbagai hasil bumi. Seperti padi, nanas, jeruk, cabai dan lainnya.
Tak butuh waktu banyak untuk membuat gunungan ini tinggal kerangka saja. Hasil bumi yang ditata di gunungan itu habis habis tak sampai satu menit.
’’Ini menggambarkan antusias warga luar biasa untuk menghormati leluhurnya,’’ kata Susilo.
Baca: Bakal Nyalon Bupati Pati, Slamet Warsito Dekati Beberapa Partai
Usai berebut gunungan, warga mengantre untuk memperoleh nasi berkat yang disediakan di Punden Eyang Sukmonyono.
’’Pembagian berkat itu menggambarkan rasa syukur warga Mojosemi atas hasil yang diraihnya. Baik hasil bumi, dagang, sehingga mereka memberikan sedekah untuk masyarakat yang membutuhkan. Bahkan hingga warga luar desa,’’ jelas dia.
Salah satu warga, Siti Maryam rela berdesak-desakan untuk memperoleh gunungan lantaran ingin mendapatkan berkah dari Tuhan Yang Maha Esa. Ia meyakini, hasil bumi yang telah dibacakan doa menyimpan berkah tersendiri.
’’Saya dapat sayur, bawang merah, petai dan pisang. Mau saya masak,’’ kata dia.
Editor: Zulkifli Fahmi
Gunungan-gunungan ini berisi hasil bumi maupun dagangan warga Dukuh Mojosemi. Setiap RT di Dukuh Mojosemi membuat gunungan. Total ada sembilan RT di sana.
Sebelum diserbu warga, gunungan ini diarak keliling desa oleh peserta kirab. Para peserta memakai berbagai kostum dan menampilkan berbagai kesenian.
’’Gunungan ada sembilan. Tergantung masing-masing RT. Masing-masing RT di Mojosemi mengikuti kirab. Khusus Mojosemi baru kali ini,’’ ujar Kepala Desa Mojoagung Susilo Budi Haryanto, Rabu (31/5/2023).
Baca: Warga Ikuti Sedekah Bumi di Desa Cikal Bakal Pati
Usai diarak keliling desa, gunungan-gunungan ini kemudian diletakkan di depan Punden Eyang Sukmonyono. Eyang Sukmonyono disebut menjadi salah satu tokoh pendiri Kawedanan Mojosemi yang kemudian hari menyebar dan menjadi Kadipaten Pesantenan.
Di depan Punden Eyang Sukmonyono, warga langsung menyerbu gunungan hasil bumi. Mereka berebut berbagai hasil bumi. Seperti padi, nanas, jeruk, cabai dan lainnya.
Tak butuh waktu banyak untuk membuat gunungan ini tinggal kerangka saja. Hasil bumi yang ditata di gunungan itu habis habis tak sampai satu menit.
’’Ini menggambarkan antusias warga luar biasa untuk menghormati leluhurnya,’’ kata Susilo.
Baca: Bakal Nyalon Bupati Pati, Slamet Warsito Dekati Beberapa Partai
Usai berebut gunungan, warga mengantre untuk memperoleh nasi berkat yang disediakan di Punden Eyang Sukmonyono.
’’Pembagian berkat itu menggambarkan rasa syukur warga Mojosemi atas hasil yang diraihnya. Baik hasil bumi, dagang, sehingga mereka memberikan sedekah untuk masyarakat yang membutuhkan. Bahkan hingga warga luar desa,’’ jelas dia.
Salah satu warga, Siti Maryam rela berdesak-desakan untuk memperoleh gunungan lantaran ingin mendapatkan berkah dari Tuhan Yang Maha Esa. Ia meyakini, hasil bumi yang telah dibacakan doa menyimpan berkah tersendiri.
’’Saya dapat sayur, bawang merah, petai dan pisang. Mau saya masak,’’ kata dia.
Editor: Zulkifli Fahmi
