Kamis, 20 November 2025


”Kedua desa tersebut masuk lokus desa stunting. Angka anak stunting tinggi. Kami akan mengadakan pemeriksaan bersama di kedua desa tersebut. Kita akan lakukan kegiatan ini bersama rumah sakit serta pihak desa,” kata Kepala Dinkes Pati Aviani Tritanti Venusia, Rabu (14/6/2023).

Namun, hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Dinkes Pati menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan. Dari puluhan anak yang terindikasi stunting di Desa Sukoharjo, hanya 10 persen atau 3 anak saja yang mengalami stunting. Sementara itu, sisanya memiliki tinggi badan pendek karena faktor genetik.

Baca: Atasi Stunting, Pemkab Pati Bentuk TPPS

”Dari hasil pemeriksaan kemarin, kami mengandeng KSH Pati, ternyata hanya 10 persen yang stunting sesuai definisi oprasional. Yang lain itu pendek atau sangat pendek,” ujar Aviani.

Aviani menjelaskan bahwa stunting adalah gangguan perkembangan dan psikososial yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis. Oleh karena itu, pihaknya meminta berbagai pihak untuk turut serta dalam menyelesaikan permasalahan stunting ini.
”Kita lakukan pemeriksaan bersama baik puskesmas, pihak desa dan rumah sakit. Untuk mengidentifikasi anak-anak yang kita indikasi stunting apakah stunting,” kata dia.Baca: Sekolah di Pati Diimbau Bantu Turunkan Kasus StuntingAviani berharap langkah ini dapat mencegah lebih banyak kasus stunting di Kabupaten Pati dan mengurangi angka stunting secara keseluruhan. Menurutnya, pencegahan stunting dapat dilakukan, tetapi akan lebih sulit jika anak-anak telah teridentifikasi mengalami stunting.https://youtu.be/VDnJaW7zUwUEditor: Cholis Anwar

Baca Juga

Komentar

Terpopuler