Toleransi di Winong Pati, Teras Gereja Dibuka untuk Jemaah Iduladha
Umar Hanafi
Kamis, 29 Juni 2023 11:31:23
Gereja itu memang terletak persis di depan Masjid Al-Muqorrobin dan menjadi saksi sejarah interaksi harmonis antarumat beragama.
Terlihat jemaah muslim tak sungkan menggelar sajadah di teras gereja dan halaman depan gereja.
Mulai pukul 06.00 WIB jemaah pria berbondong-bondong menempatkan diri di pelataran gereja yang sudah bergelar tikar. Mereka merupakan jemaah yang tidak mendapatkan tempat akibat bangunan masjid sudah penuh.
Gema takbir berkumandang di sana. Tak terkecuali di halaman maupun teras gereja. Jemaah mengumandangkan takbir menjelang mendirikan salat Iduladha.
Baca: Ini Makanan Khas Iduladha yang Cocok Dinikmati Bersama Keluarga TercintaPada pukul 06.30 WIB, salat Iduladha digelar. Para jemaah tampak khusuk menjalankan ibadah, tak terkecuali yang berada di halaman dan teras gereja.
Santrimo, Ketua Takmir Masjid Al-Muqorrobin mengatakan, pemandangan tersebut bukan kali pertama terjadi. Sudah berpuluh tahun umat IsIam maupun Kristen di sana saling menghargai dan tolong menolong satu sama lain.
”Memang kerukunan antarumat beragama sudah berlangsung sejak lama. Jemaah salat Id kurang-lebih 500-an orang. Sudah biasa pelataran gereja dipakai untuk salat sebagian jemaah salat Id,” kata Santrimo.
Bahkan, lanjut Santrimo, pada beberapa tahun yang lalu, ibadah mingguan di gereja sempat diundur lantaran salat Id digelar di sana. Waktu itu salat Id bertepatan dengan hari Minggu.
Baca: Ribuan Jemaah Muhammdiyah Pati Salat Iduladha di Halaman Stadion Joyokusumo
Sehingga pihak gereja menjadwalkan kegiatan doa mulai pukul 09.00 WIB, usai salat Id di masjid depan gereja itu rampung digelar.Selain itu, rasa toleransi juga ditunjukkan dengan pembagian daging kurban. Meski menganut ajaran yang berbeda, warga nonmuslim juga mendapatkan jatah daging kurban.”Kunci agar tetap rukun harus tetap saling mengerti saja. Kami umat Islam maupun Kristiani di desa ini tetap menjalankan ibadah masing-masing tanpa saling mengganggu,” ucapnya.Didik Hartono, Pendeta GKMI Winong menambahkan, pihaknya mengizinkan pelataran gereja sebagai tempat menjalankan salat merupakan wujud toleransi. Melalui cara tersebut toleransi dan kerukunan umat beragama tetap terjaga.”Salama melayani di GKMI Winong 20 tahun, selama itu pula sikap toleransi muncul. Hanya saja, semakin ke sini semakin erat dan semakin indah,” terangnya.
Baca: Libur Panjang Iduladha, Jumlah Peziarah Makam Sunan Kudus Mulai MeningkatRasa toleransi ini semakin terlihat dengan pemasangan kanopi yang membuat kedua tempat tersebut seolah satu ke satuan.Pemasangan kanopi yang dilakukan delapan tahun lalu itu memperkokoh toleransi antarumat beragama. Editor: Ali Muntoha
Murianews, Pati – Ada pemandangan unik di Desa Winong, Kecamatan Pati Kota, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Kamis (29/6/2023). Teras dan halaman Gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI) Winong Jalan Kolonel Sunandar, Pati, menjadi salah satu lokasi umat muslim untuk salat Iduladha.
Gereja itu memang terletak persis di depan Masjid Al-Muqorrobin dan menjadi saksi sejarah interaksi harmonis antarumat beragama.
Terlihat jemaah muslim tak sungkan menggelar sajadah di teras gereja dan halaman depan gereja.
Mulai pukul 06.00 WIB jemaah pria berbondong-bondong menempatkan diri di pelataran gereja yang sudah bergelar tikar. Mereka merupakan jemaah yang tidak mendapatkan tempat akibat bangunan masjid sudah penuh.
Gema takbir berkumandang di sana. Tak terkecuali di halaman maupun teras gereja. Jemaah mengumandangkan takbir menjelang mendirikan salat Iduladha.
Baca: Ini Makanan Khas Iduladha yang Cocok Dinikmati Bersama Keluarga Tercinta
Pada pukul 06.30 WIB, salat Iduladha digelar. Para jemaah tampak khusuk menjalankan ibadah, tak terkecuali yang berada di halaman dan teras gereja.
Santrimo, Ketua Takmir Masjid Al-Muqorrobin mengatakan, pemandangan tersebut bukan kali pertama terjadi. Sudah berpuluh tahun umat IsIam maupun Kristen di sana saling menghargai dan tolong menolong satu sama lain.
”Memang kerukunan antarumat beragama sudah berlangsung sejak lama. Jemaah salat Id kurang-lebih 500-an orang. Sudah biasa pelataran gereja dipakai untuk salat sebagian jemaah salat Id,” kata Santrimo.
Bahkan, lanjut Santrimo, pada beberapa tahun yang lalu, ibadah mingguan di gereja sempat diundur lantaran salat Id digelar di sana. Waktu itu salat Id bertepatan dengan hari Minggu.
Baca: Ribuan Jemaah Muhammdiyah Pati Salat Iduladha di Halaman Stadion Joyokusumo
Sehingga pihak gereja menjadwalkan kegiatan doa mulai pukul 09.00 WIB, usai salat Id di masjid depan gereja itu rampung digelar.
Selain itu, rasa toleransi juga ditunjukkan dengan pembagian daging kurban. Meski menganut ajaran yang berbeda, warga nonmuslim juga mendapatkan jatah daging kurban.
”Kunci agar tetap rukun harus tetap saling mengerti saja. Kami umat Islam maupun Kristiani di desa ini tetap menjalankan ibadah masing-masing tanpa saling mengganggu,” ucapnya.
Didik Hartono, Pendeta GKMI Winong menambahkan, pihaknya mengizinkan pelataran gereja sebagai tempat menjalankan salat merupakan wujud toleransi. Melalui cara tersebut toleransi dan kerukunan umat beragama tetap terjaga.
”Salama melayani di GKMI Winong 20 tahun, selama itu pula sikap toleransi muncul. Hanya saja, semakin ke sini semakin erat dan semakin indah,” terangnya.
Baca: Libur Panjang Iduladha, Jumlah Peziarah Makam Sunan Kudus Mulai Meningkat
Rasa toleransi ini semakin terlihat dengan pemasangan kanopi yang membuat kedua tempat tersebut seolah satu ke satuan.
Pemasangan kanopi yang dilakukan delapan tahun lalu itu memperkokoh toleransi antarumat beragama.
Editor: Ali Muntoha