Lawan Kanker, Nenek di Pati Ini Sebatang Kara Tinggal di Gubuk
Umar Hanafi
Kamis, 3 Agustus 2023 18:06:00
Murianews, Pati – Kisah pilu dialami seorang janda lanjut usia (lansia) di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Nenek bernama Kartini itu hidup sebatang kara dan harus melawan penyakit kanker payudara yang dideritanya.
Nenek berusia 63 tahun itu merupakan warga Desa/Kecamatan Dukuhseti, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Ia harus berjuang sendiri melawan kanker payudara akut yang dideritanya sejak dua tahun terakhir.
Ia tinggal di sebuah gubuk berdinding anyaman bambu berukuran 3x5 dan tinggi 1,5 meter ini, Kartini hanya hidup sebatang kara. Suaminya meninggal lima tahun yang lalu.
Untuk tinggal di gubuk ini, nenek penderita kanker payudara ini harus mengeluarkan uang Rp 300 ribu per tahun untuk sewa lahan milik tetangganya. Karena Kartini memang tidak punya lahan milik pribadi untuk bermukim.
”Kalau sewa lahan tinggal dua bulan lagi. Tak tahu nanti mau tinggal dimana,” ujar dia dengan lirih, Kamis (3/8/2023).
Untuk bertahan hidup sehari-hari, Kartini hanya mengandalkan bantuan keponakan dan uluran tangan warga sekitar. Karena saat ini, ia tidak mampu lagi bekerja sebagai asisten rumah tangga yang sebelumnya digeluti.
Diakui, dua bulan terakhir warga RT 3 RW 7 Dukuh Purbo, Desa Dukuhseti ini mengaku baru mendapat bantuan beras dari Program Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) yang disalurkan Bulog.
”Terima kasih tadi ada relawan yang membantu memberikan kasur dan sembako. Kemarin juga dapat bantuan beras 10 kg dua kali. Dulu juga sempat mendapatkan bantuan uang Rp 600 ribu dari Kantor Pos, tapi sudah enam bulan ini mandek,” kata Kartini.
Untuk melakukan pengobatan kanker yang dideritanya, ia mengaku enggan untuk membawanya ke rumah sakit. Meski dari petugas Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Dukuhseti sudah menawarinya untuk dibawa ke rumah sakit.
”Kalau di rumah sakit tidak ada yang menunggui. Jadi dulu memang saya tidak mau. Tapi kalau ada yang membantu selama perawatan saya manut saja. Selama ini, pengobatannya cuma saya baluri obat saja,” imbuh Kartini.
Sementara Petugas TKSK Dukuhseti, Ika Fitrianingrum mengaku kesulitan mengajak Kartini berobat. Namun ia akan berusaha untuk membawa penderita kanker payudara itu ke rumah sakit agar tertangani dengan baik.
”Karena selama ini, perawatan kanker payudara hanya dilakukan secara mandiri. Itupun hanya dengan mengoles obat luar dan diberi bantalan kain. Takutnya ini tidak higienis dan bisa mengakibatkan sakit Mbah Kartini semakin parah. Apalagi saat ini ada benjolan juga di bagian kepala,” jelasnya.
Ia akan berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk melakukan penanganan terbaik bagi Kartini. Karena selain tidak mendapat bantuan sosial, Kartini juga tipikal orang yang enggan merepotkan orang lain.
”Prioritasnya memang penanganan sakit Mbah Kartini, dengan dirujuk ke RS Kariadi Semarang. Karena beliau juga masih terdaftar aktif di BPJS PBI. Setelah sakitnya sembuh terserah nanti beliau berkenan dibawa ke panti jompo. Namun ini kan tidak mudah, karena perlu pertimbangan,” pungkasnya.
Editor: Ali Muntoha



