Gunungan Meron Pati Ini Dibuat Sampai Sebulan, Biayanya Wow!
Umar Hanafi
Jumat, 29 September 2023 10:32:00
Murianews, Pati – Masyarakat Desa Sukolilo, Kecamatan Sukolilo, Pati, Jawa Tengah, memerlukan waktu dan biaya tak sedikit untuk membuat gunungan dalam tradisi Meron Pati. Mereka memerlukan waktu hingga satu bulan sebelum gunungan itu diarak, memperingati Maulid Nabi.
Tradisi Meron Pati sudah mulai berlangsung sejak Selasa (26/9/2023) dan Kamis (28/9/2023) kemarin karnaval tradisi Meron Pati berlangsung meriah. Sebanyak 53 kelompok unjuk gigi dalam rangkaian upacara tradisi Meron tersebut.
Ali Musafa, salah satu perangkat desa dari Desa Sukolilo, Kecamatan Sukolilo mengatakan warga Sukolilo mulai membuat membuat gunungan itu sejak bulan Syafar. Saat tanggal 13 Rabiul Awal atau tanggal 12 Maulid penanggalan Aboge, gunungan tersebut diarak.
Gunungan setingga 4 meter tersebut dibuat secara gotong royong. Ia dan beberapa tetangganya mendapat jatah membuat satu gunungan meron.
Jumat (29/9/2023) siang ini, sebanyak 13 gunungan yang disiapkan bakal diarak di jalan penghubung Kecamatan Sukolilo-Grobogan sepanjang 1,6 kilometer.
”Kami membuat secara bersama-sama. Kami mengundang beberapa warga untuk bergantian membuat meron,” kata Musafa.
Gunungan ini tersebut dari berbagai makanan. Mulai dari once dan ampiang yang terbuat dari beras ketan dan kue cucur yang disusun rapi.
Musafa menyebut bagian once merupakan bagian yang membutuhkan waktu terlama dalam pembuatan gunungan untuk tradisi Meron Pati ini.
Berbahan baku beras ketan, once harus melewati sejumlah proses pembuatan dan merangkai yang cukup rumit. Setelah menjadi once tersebut disusun rapi sebagai perlambang bunga melati.
”Pembuatannya, harus dijemur dan digoreng dahulu. Baru setelah dirangkai menyerupai bunga melati,” kata Musafa.
Sedangkan bagian lain seperti mustaka (atas) dan ancak (bawah) disebut bagian tercepat. Mengingat baik mustaka maupun ancak terbuat dari kayu hingga dedaunan yang mudah dirangkai.
”Tidak ada tinggi pakem. Tetapi biasanya tinggi gunungan sekitar 2,5 meter, mustaka dan ancak masing-masing satu meter. Kalau di pasang semua kurang lebih 4 meter,” kata Musafa.
Uniknya tidak hanya itu, gunungan Meron juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Dalam satu gunungan Mustafa telah mengeluarkan uang sebanyak Rp 10 juta hingga Rp 15 juta.
”Sebab ini budaya kami harus lestarikan sekaligus ngalap berkah. Jadi tidak ada rasa berat,” kata Mustafa.
Tradisi Meron Pati memang telah melekat lama di masyarakat Sukolilo ratusan tahun. Budaya muncul ketika kedatangan pasukan berkuda Mataram yang singgah di Kabupaten Pati tepat saat Maulid Nabi.
Momen itulah yang akhirnya dikenang masyarakat Sukolilo dengan perayaan Meron. Perayaan yang diadaptasi serupa kemeriahan iring-iringan kedatangan Mataram Islam tempo dulu.
Editor: Ali Muntoha



