Murianews, Pati – Kemarau panjang menjadi berkah tersendiri bagi petani garam di Kabupaten Pati, Jawa Tengah (Jateng). Mereka semringah lantaran produksi garam tahun ini meningkat drastis.
Salah satu petani garam yang merasakan berkah musim kemarau itu adalah Yarjo (45). Warga Desa Genengmulyo, Kecamatan Juwana itu bersyukur lahan tambak garamnya bisa produksi banyak pada musim kemarau ini.
Yarjo mengaku garam yang ia panen telah melewati proses kristalisasi sejak 20 hari lalu. Waktu itu tergolong cepat dibandingkan musim kemarau sebelumnya.
Biasanya, pembuatan garam sekitar satu bulan untuk mendapatkan garam siap panen. Kristalisasi garam yang dihasilkan pada musim kemarau ini bahkan jauh lebih baik.
”Setiap kali panen garam kurang lebih ada empat kwintal garam dalam dari luasan lahan 40 meter dan ini sudah beberapa kali panen,” kata Yarjo Jumat (20/10/2023).
Namun dari banyaknya garam yang dipanen Yarjo tidak lantas dijual. Dirinya menyebut, hasil panen bulan ini akan ditimbun terlebih dahulu. Ia bakal menjual garam tersebut bila harga mengalami kenaikan.
Ia mengatakan saat ini harga garam dalam taraf normal. Setiap satu kilogram garam kini dihargai Rp 800 di tingkat petani. Namun angka ini dapat merangkak naik ketika musim hujan tiba. Komoditi garam produksi para petani akan melonjak hingga Rp 3000 per kilogram di tingkat petani.
”Biasanya disimpan dulu. Dikumpulkan sebanyak-banyaknya untuk menyambut musim hujan,” kata Yarjo.
Menurutnya sejumlah petani memiliki rentan waktu penyimpanan sendiri. Bagi mereka yang terdesak kebutuhan rumah tangga, garam yang disimpan akan dilepas pada bulan ketiga. Sementara bagi petani dengan ekonomi bagus, garam baru dikeluarkan dari gudang pada bulan kelima.
”Mumpung masih banyak sinar matahari jadi lebih dikebut. Semakin banyak garam di gudang semakin bagus,” terang Yarjo.
Skema yang sama dilakukan oleh Jumo. Lelaki berumur 70 tahun tengah menyiapkan persediaan garam untuk menyambut musim hujan.
”Istilahnya nabung. Karena kalau musim hujan penghasilan juga ikut mandek,” pungkas Jumo.
Editor: Cholis Anwar



