Rabu, 19 November 2025

 

Murianews, Pati – Gaji besar alias gede membuat ribuan warga Kabupaten Pati tergiur mengadu nasib di luar negeri. Sebanyak 1.214 warga Bumi Mina Tani pun lebih memilih bekerja di luar negeri daripada di negeri sendiri.

Kapala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Pati Bambang Agus Yunianto mengatakan, angka ini sepanjang tahun 2023 lalu. Angka itu cenderung stabil setiap tahunnya.

Pekerja migran Indonesia (PMI) dari Kabupaten Pati didominasi perempuan pada tahun 2023 lalu. Rinciannya, sebanyak 414 PMI dari kaum adam dan 762 pekerja dari kaum hawa.

Hal ini berbeda dibandingkan lada 2022 lalu. Pada tahun itu, PMI asal Kabupaten Pati didominasi laki-laki. Dengan rincian, sebanyak 758 pekerja laki-laki dan 456 pekerja perempuan. Mereka berjuang mencari pundi-pundi rupiah di luar negeri.

”Jumlah PMI pada 2023, sebesar 1.176. Laki-lakinya sebanyak 414 dan perempuan 762. Jadi tergolong turun daripada tahun sebelumnya,” ujar Kepala Disnaker Pati Bambang Agus Yunianto, Senin (15/1/2024).

Seribu PMI yang merantau ke luar negeri tersebut bekerja di berbagai belahan dunia. Seperti di Benua Eropa dan Asia. Negara yang paling banyak dituju PMI asal Pati, yakni Taiwan dengan pekerja laki-laki sebanyak 300 orang dan perempuan sebanyak  414 orang. Kemudian, Hongkong dengan pekerja perempuan sebanyak 127 orang.

Berikutnya, Singapura dengan pekerja perempuan sebanyak 93 orang, Jepang pekerja laki-laki sebanyak 50 orang dan perempuan sebanyak  8 orang, Korea Selatan dengan pekerja laki-laki sebanyak 44 orang serta Polandia dengan pekerja laki-laki sebanyak 23 orang dan pekerja perempuan sebanyak 2 orang.

”Macam-macam banyak yang Korea, Taiwan, Jepang itu tidak kerja tapi magang. Iya, tapi Malaysia Singapore kan informal. Itu seperti ART, tapi kalau yang Korea, terus Taiwan itu kan formal. Memang membutuhkan keterampilan,” lanjut dia.

Menurutnya, dari beberapa negara tujuan PMI tersebut yang memiliki gaji paling tinggi yakni Korea Selatan. Mereka bekerja di berbagai sektor mulai dari industri, pertanian hingga perikanan.

”Paling besar di Korea. Gajinya besar hampir Rp 36 juta sampai Rp 40 juta per bulan. Kalau Jepang cuma Rp 30 jutaan,” terangnya.

Salah satu PMI asal Pati yang bekerja di Korea Selatan mengungkapkan, alasannya bekerja di luar negeri karena sulit menabung ketika bekerja di Indonesia. Sehingga, ia mencari solusi dengan bekerja di Negeri Ginseng untuk mencari modal, wawasan dan pendapatan yang lebih besar.

”Sulitnya untuk menabung ketika kerja di Indonesia. Kemarin sistem berangkat kerja yang saya gunakan didukung pemerintah lewat progam G to G yang diadakan BP2MI,” kata Muhammad Widi.

Editor: Dani Agus

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler