Megathrust di Laut Selatan, Warga Pati Diminta Ikut Waspada
Umar Hanafi
Sabtu, 7 September 2024 16:20:00
Murianews, Pati – Gempa megathrust mengintai wilayah di Pantai Selatan Jawa. Meski demikian, warga Kabupaten Pati, Jawa Tengah diminta ikut mewaspadai bencana yang sewaktu-waktu bisa terjadi ini.
Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Pati (Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Pati) Martinus Budi Prasetya menyatakan, terkait bencana gempa megatrust ini seluruh BPBD di Jawa Tengah telah dikumpulkan. Hal itu terjadi belum lama ini.
Dalam pertemuan itu, seluruh BPBD diminta ikut mewaspadai ancaman gempa yang serupa gempa di Samudra Hindia pada tahun 2004 lalu. Gempa itu disebutkan juga berpotensi menimbulkan gelombang tsunami berkekuatan besar.
”Isu yang hangat adalah megathrust. Maka kami kepala BPBD dikumpulkan di Cilacap semacam gladi persiapan bila terjadi adanya gempa megatrust,” ujar Martinus kepada Murianews.com, Sabtu (6/9/2024).
Menurutnya, Indonesia yang berada di pertemuan lempeng bumi Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik membuat resiko mengalami gempa sangat mungkin terjadi. Khusunya, wilayah yang berada di pesisir pantai selatan Jawa.
Bila lempeng bumi tersebut bertabrakan, maka sangat mungkin berpotensi menimbulkan terjadinya gempa dengan kekuatan 8,7 skala richter. Karena itu kewaspadaan harus selalu dilakukan.
”Mentawai, Cilacap, Pacitan dan sebagiannya akan timbul gelombang tsunami hingga 18-20 meter. Sangat tinggi dan mempunyai daya rusak besar,” ungkapnya.
Meskipun gempa ini berpotensi terjadi di Pantai Selatan Jawa, dampak gempa megatrust juga bisa sampai Pantai Utara Jawa. Meksipun daya rusaknya tidak sebesar di wilayah Pantai Selatan Jawa.
”Paling tidak gelombang (tsunami)sampai ke Pati 8 hari. Lewat selat Sunda dan Bali. Daya rusaknya juga kemungkinkan hilang,” jelasnya.
Walaupun demikian, Martinus menyebut gempa megathrust ini juga berpotensi memicu gempa susulan di sejumlah sesar. Tak terkecuali di wilayah Sesar Pati.
”Karena Pati diapit Sesar Pati dan Sesar Kendeng, bisa jadi ada dampaknya. Ibarat tiang bergerak, penyangga ikut bergerak,” ungkap dia.
Kepada masyarakat dimita untuk siaga dan meningkatkan kewaspadaan. Martinus berharap masyarakat menyiapkan diri bila terjadi gempa, meskipun getarannya masih rendah. Ini dilakukan untuk mengurangi korban jiwa bila terjadi gempa.
”Lari keluar rimah cari tempat yang lapang. Kelompok rentan menjadi kelompok pertama yang kita bantu. Ada gerakan sekecil apapun keluar rumah. Atau berlindung di bawah meja, kursi atau kolong tempat tidur,” tandas dia.
Editor: Budi Santoso



