Genjot Produksi Tebu, PG Trangkil Berikan Alat Pedot Oyot ke Petani
Umar Hanafi
Sabtu, 21 September 2024 15:09:00
Murianews, Pati – PG Trangkil Pati terus berkomitmen untuk membantu petani tebu agar produktivitas semakin meningkat dan meningkatkan sejahtera. Pabrik gula berkualitas di Kabupaten Pati ini pun memberikan bantuan alat Implemen Pedot Oyot, Sabtu (21/9/2024).
Kegiatan penyerahan bantuan Implemen Pedot Oyot ini sebagai tindak lanjut dari Launching Alat tersebut yang dilakukan pada tanggal 17 Agustus 2024 yang lalu.
Sejumlah pimpinan PG Trangkil dan perwakilan petani tampak menghadapi acara yang digelar di di Kantor DPC Asosiasi Pertani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Wilker PG Trangkil. Mereka tampak sumpringah di acara tersebut.
Direktur Utama PT Kebon Agung, Didid Taurisianto mengatakan bantuan ini merupakan komitmen pihaknya untuk memudahkan petani. Diharapkan langkah ini juga membuat petani semakin sejahtera.
”Pemberian bantuan alat ini untuk meningkatkan produktifitas petani melalui inovasi alat dan teknologi. Dulunya dikerjakan manual, tentunya ke depan kita terus melakukan mekanisasi,” ungkap Didid Taurisianto kepada Murianews.com.
Dengan mekanisasi, lanjut dia, biaya yang dikeluarkan petani untuk menanam tebu semakin berkurang. Selain itu, produktifitas petani ikut meningkat.
Dengan menggunakan alat ini petani dapat menghemat biaya pekerjaan kebun senilai 50 persen per hektare dibandingkan dengan tenaga manual.
”Ujung-ujungnya mensuport swasembada gula nasional yang dicanangkan dalam Perpres 40 tahun 2023. Harapan kami, dengan alat pedot oyot dan alat lainnya semangat petani meningkat dan juga membuat kesejahteraan petani ikut naik. Bantuan ini gratis dan akan dilanjutkan inovasi lainnya,” tutur dia.
Direktur Utama PT Kebon Agung, Didid Taurisianto saat memberikan sambutan. (Murianews/Umar Hanafi)
Ketua DPC APTRI PG Trangkil H Kamari menyambut baik inovasi pabrik yang berada di bawah PT Kebun Agung tersebut. Ia menilai para petani sangat membutuhkan alat Implemen Pedot Oyot.
”Sangat dibutuhkan untuk mengatasi berbagai masalah. Untuk kerja manual sekarang sulit mencari. Selain itu dengan kerja manual, hasilnya kurang maksimal. Tapi dengan alat ini bisa dalam maksimal dan diharapkan bisa tumbuh akar baru dan membuat tebu yang dihasilkan panjang dan sehat,” ungkap dia.
Ia mengatakan saat ini pihaknya kesulitan mencari tenaga kerja pertanian tebu. Para pekerja didominasi generasi tua. Pemuda jarang yang tertarik untuk menjadi pekerja di bidang pertanian.
”Kita juga kesulitan untuk memantau dan tidak bisa maksimal. Semoga nanti bisa menciptakan (alat) lagi atau petani juga bisa meniru. Ini mengatasi kelangkaan tenaga kerja. Menambah lahan sulit. Yang bisa dilakukan petani ya meningkatkan hasil per hektarenya. Saat ini sekitar 70 ton hingga 90 ton tebu per hektare tergantung kondisi tanah,” tandas dia. (nad)
Editor: Cholis Anwar



