Rabu, 19 November 2025

Murianews, Rembang - Kiai dan santri Nahdliyyin di Kabupaten Rembang tidak ingin Organisasi Nahdlatul Ulama (NU) digunakan untuk berpolitik praktis dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.

Dalam forum yang digelar di Hotel Puri Indah Rembang pada Jumat (17/11/2024) malam, para kiai dan santri NU Rembang secara tegas menentang adanya politik praktis di internal NU.

Pasalnya, menjelang Pilkada ini terdapat oknum-oknum Pengurus Cabang NU (PCNU) Rembang yang menggelar kegiatan dengan judul 'halaqoh', namun bertujuan memobilisasi dan mengarahkan warga Nahdliyyin di Kabupaten Rembang untuk memenangkan pasangan calon tertentu.

Kegiatan kampanye terselubung melalui gelaran halaqoh yang dilaksanakan di beberapa tempat fasilitas milik NU dan menggunakan atribut atribut NU ini, dengan jelas menciderai Khittah NU dengan 4 prinsip Aswaja.

Yakni, fawasut (sikap tengah) dan itidal (berbuat adil), tasamuh (toleran terhadap perbedaan pandangan), tawazun (seimbang dalam berkhidmat kepada Tuhan, masyarakat, dan sesama umat manusia), dan amar ma'ruf nahi munkar (mengajak kepada kebaikan dan mencegah keburukan).

”Adanya oknum-oknum yang menyalahkan jam'iyah Nahdlatul Ulama digunakan untuk politik praktis menyalahi butir ke 5 khittah NU yakni 'Perilaku yang Dibentuk oleh Dasar Keagamaan dan Sikap Kemasyarakatan NU'. Jangan sekali-kali kita membawa Nahdlatul ulama untuk berpolitik praktis,” ucap Syuriah MWC NU Kaliori, Mustain.

Mustain menyebut, mobilisasi dengan cara mempengaruhi kesadaran kiai dan santri peserta halaqoh berpotensi memicu konflik internal di tubuh jamiiyah NU Rembang.

Sehingga.......

  • 1
  • 2

Komentar