Amel menjajakan dagangannya tiap hari kecuali hari Senin di timur RS Mitra Bangsa Pati. Pagi tadi, Kamis (1/5/2025) Amel sedang sibuk melayani pembeli sarapan nasi jadul. Ada dua menu makanan yang dijual. Yakni nasi jadul dan nasi jagung daun jati.
”Sebelumnya saya pernah bekerja di pabrik kacang dari tahun 2016 sampai 2021,” kata dia.
Selepas dari bekerja di pabrik, Amel sempat berjualan sembako. Namun jualan sembako tidak bertahan lahan. Amel yang telah berkeluarga ini lalu mencoba peruntuhan menjual makanan untuk anak sekolah dan di kantor.
”Dari jualan singkong dan roti sosis. Itu ke sekolah dan kantor-kantor. Tapi ternyata itupun tidak berjalan mulus,” kata Amel.
Murianews, Pati – Kisah seorang emak-emak di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Amelia Kristiani (46) bisa menjadi inspirasi banyak orang. Ia yang awalnya buruh pabrik Kacang Dua Kelinci, kini menjadi penjual nasi jadul sukses.
Amel menjajakan dagangannya tiap hari kecuali hari Senin di timur RS Mitra Bangsa Pati. Pagi tadi, Kamis (1/5/2025) Amel sedang sibuk melayani pembeli sarapan nasi jadul. Ada dua menu makanan yang dijual. Yakni nasi jadul dan nasi jagung daun jati.
Harganya murah meriah hanya Rp 13 ribu per porsi. Nasi jadul milik Amel laku keras setiap hari. Ada 100 porsi makanan yang terjual dari jam 6 sampai 9 pagi.
Amel mengaku mulai berjualan nasi jadul sejak bulan Oktober 2022 lalu. Sebelumnya dia seorang buruh di pabrik kacang dari tahun 2016 sampai 2021.
”Sebelumnya saya pernah bekerja di pabrik kacang dari tahun 2016 sampai 2021,” kata dia.
Selepas dari bekerja di pabrik, Amel sempat berjualan sembako. Namun jualan sembako tidak bertahan lahan. Amel yang telah berkeluarga ini lalu mencoba peruntuhan menjual makanan untuk anak sekolah dan di kantor.
”Dari jualan singkong dan roti sosis. Itu ke sekolah dan kantor-kantor. Tapi ternyata itupun tidak berjalan mulus,” kata Amel.
Perjalanan panjang...
Amel mengaku juga pernah berjualan tahu bakso. Namun saat itu jualan tahu bakso belum mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari.
”Akhirnya berusaha mencari ide jualan makanan. Terus waktu itu saya jualan lauk pauk dengan cara online. Waktu covid jualan online ramai. Karena banyak covid tidak bisa keluar. Nah di situ penghasilan lumayan,” ungkap dia.
Amel pernah berjualan makanan secara online saat pandemi Corona. Jualannya laku keras. Namun setelah pandemi, jualan makanan secara online berangsur berkurang.
Amel akhirnya memutuskan berjualan nasi jadul di pinggir jalan. Nasi jadul ini berupa nasi dengan lauk sayuran dibungkus di atas daun jati.
Lalu karena Amel yang saat itu merawat ibunya sedang sakit dan sering mengkonsumsi nasi jagung. Tanpa sengaja Amel keinginan untuk jualan nasi jagung. Jadi selain nasi jadul, Amel juga merambah jualan nasi jagung.
”Apakah di Pati sudah ada belum. Siapa tahu kalau belum ada jualan nasi jagung untuk tambahan menu biar ada variasinya. Akhirnya saya jualan jadi jadul. Dan respons dari pembeli sangat bagus. Karena kebetulan jualan saya dekat rumah sakit jadinya banyak orang yang ke sini,” dia melanjutkan.
Menurutnya jualan nasi jagung laris manis. Kata dia banyak yang mencari terutama warga yang menderita sakit diabetes. Selain itu ibu muda yang diet memilih makan nasi jagung.
”Biasanya ibu muda yang mau diet makannya nasi jagung. Itu sampai sekarang alhamdulillah masih dicari orang,” ucapnya.
Warung Amel ini buka setiap pagi dari pukul 6 sampai 9 pagi. Setiap hari Amel menyediakan 90 porsi makanan. Terdiri dari 30 nasi jadul dan 60 porsi nasi jagung.
”Harganya sekarang Karena semua bahan naik. Kemarin Rp 12 ribu kini menjadi Rp 13 ribu per porsi. Karena memang kelapa dan bumbu naik lumayan,” tandas dia.
Editor: Cholis Anwar