Kamis, 20 November 2025


Salah satu produsen arang yang menaikkan harganya yakni, Mohammad Calvin Alvianto. Produsen arang asal RT 4 RW 4, Desa Honggosoco, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus itu menaikkan harga lantaran memanfaatkan momen Iduladha.

”Awalnya harga satu sak arang ukuran karung gula 50 kilogram itu Rp 35 ribu. Sejak dua pekan saya naikkan menjadi Rp 40 ribu,” katanya, Selasa (27/6/2023).

Baca: Penjualan Arang di Kudus Meningkat Jelang Iduladha

Satu karung gula ukuran 50 kg itu berisi 20 kg arang. Menurutnya, kenaikannya dirasa masih wajar karena hanya Rp 5 ribu per sak nya.

”Tahun lalu per sak karung 50 kilogram itu harganya Rp 25 ribu. Tahun ini Rp 35 ribu, kemudian mendekati Iduladha ada kenaikan menjadi Rp 40 ribu,” sambungnya.

Awalnya kenaikan harga mendapatkan keluhan dari beberapa pelanggannya. Namun, usai pelanggannya mencocokkan dengan harga arang di tempat lain, pada akhirnya penjualan arang di tempatnya kembali didatangi pelanggannya.

”Arang yang saya jual punya nilai plus. Ukuran arangnya lebih besar, lebih kering, dan harganya di bawah pasaran karena saya produsen langsung,” terangnya.Dia menambahkan, dirinya menggunakan bahan dasar kayu jati muda. Menurutnya, kayu jati ketika digunakan membuat arang proses pembakarannya lebih cepat.”Karena umur kayunya masih muda, sehingga proses pembakarannya lebih cepat. Pelanggan saya kebanyakan cari arang yang bahan dasarnya kayu jati,” ujarnya.Soal harga, dirinya menyebut harga arang yang diproduksinya lebih murah. Sebab, di tempat lain menurutnya harganya jauh lebih mahal.”Di Desa Tumpang Krasak harga satu sak-nya ukuran karung 100 kilogram itu harganya Rp 70 ribu sampai Rp 150 ribuan. Seharusnya ukuran segitu harganya berkisar Rp 80 ribuan,” imbuhnya. Editor: Zulkifli Fahmi

Baca Juga

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler