Kamis, 20 November 2025


Panauan Murianews.com ribuan jemaah itu sudah berkumpul sebelum pukul 05.30 WIB dengan membawa sanak famili. Begitu pukul 06.00 WIB, para jemaah langsung merapatkan saf untuk melaksanakan salat Iduladha.

Imam salat Iduladha sekaligus khatib, Firman Budi Satria dalam tausiyahnya membahas keteladanan Nabi Ibrahim. Setidaknya ada dua poin yang disampaikan oleh sang khatib.

Pertama tentang ketidakpahaman tentang siapa Tuhan yang harus disembah dan poin kedua terkait keteladanan Nabi Ibrahim yang lebih mencintai Allah SWT daripada anaknya sendiri.

Baca: Iduladha Jadi Momen Menaikkan Harga Arang di Kudus

”Nabi Ibrahim tinggal di era penyembahan berhala. Bahkan Nabi Ibrahim meragukan akal sehatnya sendiri tentang apakah benar patung atau berhala disembah dan dijadikan Tuhan,” katanya, Rabu (28/6/2023).

Berkaca pada hal tersebut, Nabi Ibrahim kemudian mencari Tuhan. Lalu, Nabi Ibrahim melakukan perenungan.

”Pada dasarnya semua memang membutuhkan Tuhan. Agama Islam maupun non Islam membutuhkan Tuhan,” sambungnya.

Lebih lanjut, disampaikam oleh Firman, dari hasil perenungan itu Nabi Ibrahim menyimpulkan alam semesta ada karena diciptakan oleh sang pencipta. Dari situlah dia menemukan Tuhan.

”Akhirnya Nabi Ibrahim menemukan Tuhan yang menciptakan langit dan bumi. Jadi Tuhan bukanlah matahari atau bulannya, tetapi yang menciptakannya,” terangnya.Pada poin kedua, dia menjelaskan tentang keteladanan Nabi Ibrahim. Sosok Nabi Ibrahim dinyatakan lolos ujian dan terbukti mencintai Allah SWT.”Keteladanan Nabi Ibrahim membuktikan kecintaan beliau kepada Allah SWT dengan mengorbankan harta berharganya yakni anaknya yang bernama Ismail,” ujarnya.Dia menjelaskan, Nabi Ibrahim baru pertama kali dikaruniai anak yakni Ismail. Tetapi ketika Allah sudah memerintahkan maka Nabi Ibrahim tetap menjalankan perintah.”Kesabaran dan keikhlasan Nabi Ibrahim diuji oleh Allah SWT dan akhirnya lolos ujian,” jelas dia.Di momen Iduladha tahun ini, dirinya meminta agar jemaah saling menghargai mengingat adanya perbedaan pelaksanaan salat Iduladha. Perbedaan hendaknya tidak perlu diperdebatkan.”Perbedaan Iduladha menjadi hal yang biasa. Hendaknya tetap saling menghargai karena tidak ada benar dan salah,” imbuhnya. Editor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler