Prospek Kerajinan dari Kain Goni di Kudus Menjanjikan
Vega Ma'arijil Ula
Jumat, 30 Juni 2023 12:28:09
Nunung Ervana, Owner Sentral Perajin Goni dan Pandan Nuswantoro mengatakan, prospek produk dari kain goni masih memiliki pasar yang bagus. Bahkan, enam produknya berbahan dasar limbah kain goni laris manis.
Enam produknya yang berbahan limbah kain goni ini yakni, peci, topi bludru, tas, sandal, topi koboi, dan topi veteran. Produk-produk itu terus diburu setiap bulannya. Harganya beragam, dimulai dari harga Rp 20 ribu hingga Rp 120 ribu.
Baca: Peci Goni Kudus Bakal Mejeng di G20 BaliProduk buatan Nunung itu sempat membuat negara peserta G20 kepincut. Sejumlah peserta dari Australia, Senegal, dan Nigeria kepincut membeli produknya saat dipamerkan di G20 Yogyakarta, Mei 2022 lalu.
”Produk yang paling diminati topi koboi dan tas. Saya melihatnya prospek kerajinan masih bagus karena banyak yang masih berminat untuk membeli, terutama daerah Bali dan Jakarta,” katanya saat disambangi
Murianews.com rumah produksinya di RT 01, RW 04, Desa Piji, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Jumat (30/6/2023).
Baca: Sambut Pitulasan, Perajin Peci Goni Kudus Keluarkan Edisi VeteranDi teras rumah yang dijadikan tempat produksinya itu terdapat beberapa produk dari kain goni. Ada yang sudah bentuk jadi, ada juga yang masih berupa potongan setengah jadi.Nunung menjelaskan, dirinya mendapatkan limbah kain goni dari Desa Klumpit. Limbah kain goni tersebut didapatkannya dari rekannya.”Ada yang bekas digunakan untuk menaruh kacang, teh, dan tembakau. Kemudian saya beli untuk bahan dasar membuat produk bernilai jual ,” katanya. Editor: Zulkifli Fahmi
Murianews, Kudus – Kerajinan dari limbah kain goni di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah masih diminati. Produknya telah dilirik di dalam negeri maupun mancanegara.
Nunung Ervana, Owner Sentral Perajin Goni dan Pandan Nuswantoro mengatakan, prospek produk dari kain goni masih memiliki pasar yang bagus. Bahkan, enam produknya berbahan dasar limbah kain goni laris manis.
Enam produknya yang berbahan limbah kain goni ini yakni, peci, topi bludru, tas, sandal, topi koboi, dan topi veteran. Produk-produk itu terus diburu setiap bulannya. Harganya beragam, dimulai dari harga Rp 20 ribu hingga Rp 120 ribu.
Baca: Peci Goni Kudus Bakal Mejeng di G20 Bali
Produk buatan Nunung itu sempat membuat negara peserta G20 kepincut. Sejumlah peserta dari Australia, Senegal, dan Nigeria kepincut membeli produknya saat dipamerkan di G20 Yogyakarta, Mei 2022 lalu.
”Produk yang paling diminati topi koboi dan tas. Saya melihatnya prospek kerajinan masih bagus karena banyak yang masih berminat untuk membeli, terutama daerah Bali dan Jakarta,” katanya saat disambangi
Murianews.com rumah produksinya di RT 01, RW 04, Desa Piji, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Jumat (30/6/2023).
Baca: Sambut Pitulasan, Perajin Peci Goni Kudus Keluarkan Edisi Veteran
Di teras rumah yang dijadikan tempat produksinya itu terdapat beberapa produk dari kain goni. Ada yang sudah bentuk jadi, ada juga yang masih berupa potongan setengah jadi.
Nunung menjelaskan, dirinya mendapatkan limbah kain goni dari Desa Klumpit. Limbah kain goni tersebut didapatkannya dari rekannya.
”Ada yang bekas digunakan untuk menaruh kacang, teh, dan tembakau. Kemudian saya beli untuk bahan dasar membuat produk bernilai jual ,” katanya.
Editor: Zulkifli Fahmi