Kamis, 20 November 2025

Murianews, Kudus – Desa Tanjungkarang merupakan salah satu desa di Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Desa ini dulunya disebut merupakan semenanjung dan banyak terdapat karang.

Kepala Desa Tanjungkarang Sumarno mengatakan, saat masih berupa semenanjung dan terdapat bebatuan karang, Desa Tanjungkarang juga terdapat pelabuhan.

Pelabuhan itu menjadi tempat bersandar para pedagang dari China dan negeri lainnya. Mereka pun menjajakan dagangannya di sana.

”Sampai sekarang disebut dengan Tanjungkarang. Dulu di Desa Tanjungkarang ini sebagai tempat berdagang para etnis Tionghoa,” katanya, Rabu (20/9/2023).

Sumarno menyebut Kelenteng Hok Tik Bio menjadi salah satu bukti adanya pelabuhan di Desa Tanjungkarang pada masa dulu. Sebab, orang Tionghoa biasa mendirikan tempat beribadah di dekat pesisir.

”Orang Tionghoa mendirikan kelenteng biasanya dekat dengan pesisir,” sambungnya.

Bukti lainnya yakni karakter tanah di sekitar Kelenteng Hok Tik Bio. Tanah di sana, memiliki tekstur lempung seperti ciri-ciri tanah di daerah pesisir.

”Di sekitar kelenteng itu tanahnya lempung. Orang di sekitar kelenteng itu kalau mau buat sumur harus dalam karena kalau tidak itu airnya berwarna putih, bukan jernih,” imbuhnya.

Pernyataan serupa diungkapkan Suspriyanto, Bio Kong (juru kunci) Kelenteng Hok Tik Bio. Ia menyebut, dulunya daerah sekitar kelenteng merupakan pelabuhan Selat Muria.

”Etnis Tionghoa membangun kelenteng dekat dengan tempat bekerja yang saat itu memang kebanyakan sebagai pedagang. Mereka terbiasa berdoa di kelenteng sebelum dan setelah bekerja,” katanya, Rabu (20/9/2023).

Ia menjelaskan, penamaan tanjung diketahuinya karena tempat tersebut masih berupa semenanjung. Sedangkan karang di saat itu memang banyak ditemukan di sekitar pelabuhan.

”Makanya di sini disebut dengan nama Tanjungkarang. Tanjung dari semenanjung, sedangkan karang dari batu karang yang dulunya banyak ditemui di sini,” imbuhnya.

 

Editor: Zulkifli Fahmi

Komentar

Terpopuler