Rabu, 19 November 2025

Murianews, Kudus – Di era pendudukan Belanda, terdapat gedung bioskop yang sangat terkenal di Kabupaten Kudus. Nama gedung bioskop itu yakni Oost Java Bioscope.

Gedung bioskop ini sudah tenar sejak tahun 1922 silam. Lokasinya berada di sekitar Alun-alun Simpang Simpang Tujuh Kudus atau tepatnya kini menjadi Restoran Garuda.

”Oost timur maknanya timur. Java itu Jawa. Oost Java ini semacam kalau sekarang ini seperti 21 Cineplex, XXI, 21, dan lainnya. Di luar Kudus juga ada Oost Java,” kata Hidayat, Story Teller Lelana Kudus Walking Tour, komunitas pecinta sejarah di Kudus, Kamis (21/9/2023).

Hidayat menceritakan, nama bioskop tersebut berulangkali berubah seiring bergantinya kepemilikan. Pada 1925, bioskop itu sempat dijual pemiliknya ke orang Belanda bernama Appel.

”Di surat kabar De Locomotief dijelaskan nama pemilik bioskopnya saat itu orang Belanda bernama Appel, kemudian dijual ke orang Tionghoa, berubah nama menjadi Kudus Teater,” sambungnya.

Kemudian, pada 1933 nama bioskop di sana kembali berubah menjadi Royal Teater dan tahun 1970-1980-an berubah lagi jadi Garuda Teater Bioskop.

”Nah setelah tahun 1933 itu saya yang belum punya datanya. Tetapi di sekitar tahun 1970 sampai 1980-an itu berubah nama lagi menjadi Garuda Teater Bioskop,” terangnya.

Namun, di era 90-an bioskop di Kudus mulai meredup seiring adanya televisi berwarna. Padahal kala itu, bioskop tersebut sudah dibuat kelas-kelas bagi penontonnya.

”Bioskop tersebut juga sudah dibuatkan kelas-kelas bagi yang menonton, seperti kalau saat ini ada kelas VIP dan VVIP,” imbuhnya.

Hal senada diutarakan Sejarawan asal Kudus, Agus Susanto. Menurutnya, di sekitar tahun 1920-an memang sudah ada bioskop.

”Di tahun itu ada bioskop pertama di Kudus. Kemudian seiring berjalannya waktu ya ada Garuda Bioskop itu di tahun 1970-an. Sekarang lokasinya yang jadi Restoran Garuda,” katanya.

Agus menjelaskan, di tahun itu orang-orang Belanda membutuhkan hiburan. Sehingga dibuatlah bioskop sebagai tempat hiburan.

”Nama bioskopnya berganti-ganti. Sebelum ada bioskop di tempat itu merupakan lokasi pagelaran teater. Orang-orang Belanda, bupati, pribumi biasanya kalau mencari hiburan di situ,” imbuhnya.

 

Editor: Zulkifli Fahmi

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler