Rabu, 19 November 2025

Murianews, Kudus – Pakar prasejarah senior sekaligus kepala lembaga Centre for Prehistory and Austronesian Studies, Prof Truman Simanjuntak menyebut koleksi fosil di Museum Patiayam merupakan hasil jerih payah warga.

Hal ini lantaran, fosil-fosil tersebut sebagian besar ditemukan warga dan disumbangkan ke museum secara cuma-cuma.

Pernyataan tersebut diungkapkan Prof Truman Simanjuntak saat menjadi pembicara di acara Jelajah Patiayam di kawasan Museum Patiayam pada Sabtu (20/1/2024).

”Kalau boleh jujur, fosil-fosil di museum ini hasil jerih payah warga. Mereka bahkan lebih tahu daerah mana yang ada fosilnya,” katanya.

Dia pun bercerita, awal pertama ia menginjakkan kaki di kawasan Patiayam pertama kali pada tahun 1980 sampai 1984. Kala itu dirinya diajak oleh Profesor Yacob yang merupakan ahli paleontologi untuk melakukan penelitian fosil di kawasan Patiayam.

”Saya belajar banyak soal fosil dengan beliau dan tugas saya membuat laporan di bawah bimbingan beliau,” katanya, Sabtu (20/1/2024).

Selama menjalankan tugas meneliti fosil, dirinya banyak dibantu masyarakat. Bahkan, dia dengan tegas menyebut koleksi fosil di Museum Patiayam mayoritas hasil dari jerih payah warga sekitar.

”Warga sini itu lebih tahu lokasi yang terdapat fosil. Kami bekerjasama hingga beberapa pekan dan bulan,” sambungnya.

Kemudahan warga sekitar Patiayam menemukan fosil tidak lepas dari insting warga itu sendiri. Selain itu, setiap selesai hujan, fosil kerap muncul ke permukaan.

”Setelah hujan biasanya fosil mulai terlihat. Kemudian masyarakat di sini mengumpulkan dan mereka sangat baik karena mau menyerahkan ke pihak Museum Patiayam,” terangnya.

Saat menjalani penelitian di tahun tersebut, Prof Truman menyebut kawasan Patiayam sebagian besar wilayahnya masih berupa hutan dan lahan pertanian. Karena itu, selama penelitian dirinya menginap di rumah kepala desa.

”Saya kagum dengan masyarakat sini karena mau terlibat ikut penelitian fosil dan dari mereka kami mendapatkan banyak informasi tentang fosil di Patiayam,” pungkasnya.

Editor: Supriyadi

Komentar

Terpopuler