Kisah Mistis Selimuti Eks Gedung SD 4 Margorejo Kudus
Vega Ma'arijil Ula
Jumat, 2 Februari 2024 17:49:00
Murianews, Kudus – Kisah mistis menyelimuti bangunan eks SD 4 Margorejo, Desa Margorejo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Sederet cerita horor pernah terjadi di bangunan yang sudah tak difungsikan itu.
Kepala Desa Margorejo, Sumirkan mengatakan, pada 2022 bangunan itu pernah digunakan sebagai posko KKN puluhan mahasiswa salah satu universitas di Kudus. Beberapa siswa bergantian kesurupan.
”Kejadiannya di tahun 2022 saat ada 30-an mahasiswa KKN di situ. Setelah maghrib satu per satu mahasiswa kesurupan,” katanya, Jumat (2/2/2024).
Dia menjelaskan, semuanya berawal dari satu mahasiswa yang tiba-tiba menjerit. Kemudian berlanjut ke mahasiswa yang lainnya.
”Semacam estafet gitu bergantian satu per satu kesurupan. Bahkan sampai dipindahkan ke rumah saya. Mahasiswa yang mengantarkan temannya yang kesurupan ke rumah saya juga ikut kesurupan,” sambungnya.
Kejadian tersebut berada di bagian pojok utara. Dia menyampaikan, di eks bangunan itu juga terdapat sumur tua.
”Saya juga memanggil pak kiai. Informasi dari pak kiai, penghuni yang ada di situ merasa terusik,” terangnya.
Setelah kejadian itu, menurut Sumirkan tidak ada lagi warga yang berani menggunakan gedung tersebut. Bahkan bangunan tersebut pernah juga dijadikan sebagai posko Covid-19.
”Saat menjadi posko Covid-19, petugas dari kepolisian saat berjaga di situ ya sering diganggu. Ada yang ketindihan dan disikep,” ujarnya.
Sebagaimana diberitakan, SD 4 Margorejo diketahui tak lagi difungsikan untuk sekolah sejak 2016 lalu. Kemudian bangunan itu resmi ditutup melalui Surat Keputusan pada 2022.
Sejak tak lagi digunakan, kondisi bangunan SD 4 Margorejo memprihatinkan. Rumput liar menjadi penghias di sekitar bangunan tersebut.
Sumirkan menjelaskan, sejak awal ia menjabat pada 2019, SDN 4 Margorejo sudah tak digunakan untuk sekolah. Namun, pada 2022 bangunan eks SD 4 Margorejo itu pernah difungsikan untuk sekolah TPQ di sore hari.
”Saya menjabat sebagai kepala desa tahun 2019. Sebelum 2019 sudah tidak lagi difungsikan untuk sekolahan, ya memang bisa dikatakan mangkrak,” katanya, Kamis (1/2/2024).
Editor: Zulkifli Fahmi



