MUI Kudus: Perlu Pendataan Anak Yatim Penerima Santunan
Vega Ma'arijil Ula
Senin, 1 April 2024 21:03:00
Murianews, Kudus – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kudus menyebut perlunya pendataan anak yatim terkait program santunan. Tujuannya agar ada pemerataan agar tak menimbulkan kekecewaan.
Masukan itu datang dari Ketua MUI Kudus Ahmad Hamdani. Ia mengatakan, dalam pendataan itu tak boleh ada anak yatim yang tertinggal atau terlewat.
”Anak yatim yang tidak dapat santunan ketika melihat teman-temannya yang lain dapat santunan pasti sedih,” katanya, Senin (1/4/2024).
Menurut Hamdani, lembaga amil milik NU dan Muhammadiyah memiliki peran penting dalam pendataan itu. Termasuk dalam pembaharuan data anak yatim.
”Pihak Lazismu dan Lazisnu sudah sering saya ingatkan agar pendataan yatim piatu tidak sembarangan. Jangan hanya kelihatannya tidak mampu, tetapi harus dikroscek,” sambungnya.
Dengan adanya pendataan yang benar dan update. Menurut dia pembagian santunan akan lebih merata.
”Terkadang kan yang sering terjadi asal kenal panitianya bisa mendapatkan santunan. Seharusnya hal semacam ini tidak boleh,” terangnya.
Hamdani pun menyarankan agar pendataan itu bekerja sama dengan Pemerintah Desa (Pemdes), sehingga data yatim yang didapatkan valid.
”Bisa juga menggandeng Pemdes agar mendapatkan data fakir miskin yang valid sehingga tidak menimbulkan kecemburuan,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Badan Pengurus Lazismu Kabupaten Kudus, Oemar Teguh Sabda Laksana mengatakan, pihaknya telah melakukan update data para yatim. Menurut dia pendataan merupakan bagian dari program penyaluran dari harta yang terkumpul di zakat, infak, dan sedekah.
”Untuk update data yatim juga merupakan tugas dari bagian program penyalur. Setiap ada kegiatan santunan, kami juga menyesuaikan jumlah yang ditentukan. Apabila terbatas jumlahnya kami utamakan yang kehilangan ayah, sebagai kepala rumah tangga, dan pencari nafkah,” imbuhnya.
Ketua Lasiznu Kudus, Muhammad Ihdi Fahmi mengatakan pihaknya telah memiliki beragam jaringan yang mengurus data yatim. Jaringan itu terdapat di sembilan kecamatan dan di 125 desa.
”Kami ada pengurus di setiap kecamatan dan desa. Sehingga memudahkan kami untuk melakukan pendataan yatim untuk disantuni,” imbuhnya.
Editor: Zulkifli Fahmi



