Rabu, 19 November 2025

Murianews, Kudus – Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga atau Disdikpora Kudus, Jawa Tengah mencatat setidaknya ada 60 SD negeri di Kota Kretek yang jumlah total muridnya tak mencapai 60 orang.

Jumlah tersebut dinilai tak ideal dan diwacanakan akan dilakukan pengkajian untuk dilakukan regrouping sebagai efisiensi.

Kabid Pendidikan Dasar Disdikpora Kudus, Anggun Nugroho mengatakan, efisiensi memang menjadi salah satu dasar pemerintah untuk melakukan regruouping atau penggabungan sekolah.

Ia menilai banyak SD di Kabupaten Kudus yang berada pada satu pekarangan halaman, namun jumlah murid di dua sekolah tersebut  tidak merata. 

”Sehingga lebih efisien ketika di regrouping. Efisiensi dari segi pemeliharaan sarpras dan alokasi anggaran,” katanya, Sabtu (20/7/2024).

Anggun menilai standarnya satu sekolah terhitung dari kelas I hingga kelas VI setidaknya dihuni 168 siswa. Jumlah tersebut apabila di rata-rata per kelasnya diisi 28 siswa.

”Kalau tiap-tiap sekolah hanya diisi 60 siswa artinya per kelasnya dimulai dari kelas satu hingga kelas enam hanya sepuluh siswa,” sambungnya.

Anggun menyampaikan, terkadang di dua sekolah masing-masing hanya diisi 14 siswa per kelasnya. Ketika tidak diregrouping akan berimbas pada borosnya penyediaan tenaga pengajar.

”Dari yang seharusnya satu guru saja cukup untuk mengajar 28 siswa, ketika tidak ada regrouping maka harus menyediakan dua guru yang masing-masing mengajar 14 siswa di sekolah yang berbeda. Padahal sekolah tersebut berada pada satu pekarangan,” terangnya.

Lebih lanjut, menurut Anggun terlalu banyak sekolah negeri di Kota Kretek yang lokasi tidak terlalu jauh satu sama lain. Ia menyampaikan terkadang muncul persaingan yang kurang sehat antar sekolah.

”Misalnya sekolah A mengimingi sesuatu untuk menarik minat siswa baru bersekolah di situ,” ujarnya.

Banyak faktor yang menurut Anggun melatarbelakangi sekolah kekurangan murid. Pertama, penyebaran sekolah di Kabupaten Kudus tidak merata.

”Radiusnya tidak sampai tiga kilometer pasti ada sekolah SD. Ambil contoh beberapa sekolah yang berdekatan, seperti SD Negeri Glantengan dengan SD 1 Barongan, SD 2 Barongan, dan SD 3 Barongan. Kemudian yang satu halaman contohnya seperti SD 2 Demaan dengan SD 3 Demaan,” katanya, Sabtu (20/7/2024).

Kemudian, keberadaan bibit siswa usia sekolah yang jumlahnya tidak terlalu banyak turut mempengaruhi sekolah tersebut kekurangan murid.

Selain itu, keberadaan sekolah swasta turut mempengaruhi beberapa SD negeri kekurangan murid. Sebab, persebaran siswa tidak hanya terkonsentrasi di sekolah negeri saja.

”Banyaknya sekolah SD swasta juga mempengaruhi kurangnya murid di SD negeri. Karena orangtua dan siswa biasanya juga menyasar ke sekolah swasta,” imbuhnya.

Editor: Supriyadi

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler