Rabu, 19 November 2025

Murianews, Kudus – Hari Pramuka ke-63 jatuh pada hari ini, Rabu (14/8/2024). Ketua Kwartir Ranting (Kwarran) Kota Kudus, Jawa Tengah, Rizky Oktavian menyampaikan masih adanya tantangan pihak sekolah untuk membuat siswa agar tetap mau mengikuti ekstrakurikuler pramuka di sekolah.

Saat ini pramuka tetap menjadi ekstrakurikuler yang wajib ada di sekolah. Namun, siswa boleh memilih untuk mengikuti atau tidak mengikuti ekstrakurikuler pramuka.

Hal itu tertuang pada Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024 Tentang Kurikulum pada PAUD, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah. Aturan itu menghapus Permendikbud Nomor 63 Tahun 2014 Tentang Pendidikan Kepramukaan yang merupakan landasan Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib di sekolah.

Alhasil, tidak ada lagi kewajiban dari siswa baik dari tingkat SD hingga sekolah menengah atas untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka.

”Tantangan di hari pramuka ini terkait regulasi pramuka yang tidak lagi mewajibkan siswa untuk mengikuti ekstrakurikuler pramuka,” katanya, Rabu (14/8/2024).

Rizky menambahkan, sebaiknya ekstrakurikuler pramuka tetap diwajibkan kepada siswa di sekolah. Ia tak bermaksud menyalahi regulasi yang sudah ada.

”Melainkan lebih ke tujuan agar karakter anak dapat terbentuk melalui kegiatan pramuka,” sambungnya.

Dirinya menyebut kegiatan kepramukaan dapat menciptakan individu yang memiliki karakter baik dan mandiri. Sehingga dapat mencetak generasi emas untuk Indonesia.

”Pramuka menjadi wadah untuk melakukan pendidikan karakter bagi siswa, sehingga sebaiknya tetap diikuti siswa,” terangnya.

Dalam kesempatan itu, Rizky Oktavian menyampaikan pentingnya meneladani Tri Satya dan Dasa Darma Pramuka. Ia menilai dua kode kehormatan yang harus dijalankan setiap anggota pramuka itu dapat menjadi pedoman untuk membentuk pribadi yang baik.

Rizky menilai karakter anak dapat dibentuk dengan mempraktikkan dan mengamalkan Tri Satya dan Dasa Darma Pramuka. Dua pedoman itu memiliki banyak manfaat untuk membentuk karakter siswa.

”Seperti pada Tri Satya yang berisi menjalankan kewajiban terhadap Tuhan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Artinya ada pembelajaran bahwa kita harus taat kepada Tuhan,” katanya).

Dirinya menilai penting bagi siswa untuk ikut serta dalam kegiatan pramuka. Terlebih menurut dia saat ini marak degradasi moral.

”Di era degradasi moral yang semakin marak, kalau tidak mengikuti kegiatan pramuka menurut saya pembentukan karakter siswa akan lebih sulit,” sambungnya.

Dia menilai, kegiatan kepramukaan bisa menjadi wadah penanaman karakter sejak dini. Oleh karena itu, ia mengajak siswa untuk bisa berpedoman pada Tri Satya dan Dasa Darma Pramuka.

Berkaca dari banyaknya manfaat yang didapatkan dari pramuka, ia menyayangkan ketika ekstrakurikuler pramuka tidak lagi menjadi wajib bagi siswa. Saat ini siswa dipersilakan untuk mengikuti atau tidak mengikuti ekstrakurikuler pramuka.

Editor: Dani Agus

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler