Rabu, 19 November 2025

Murianews, Kudus – Penjabat (Pj) Bupati Kudus HM Hasan Chabibie hadir di acara Festival Literasi dengan tema Literasi Media Sosial dan Anti Kekerasan di Pendapa Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Sabtu (14/9/2024). Dalam kesempatan itu, ia mengimbau masyarakat untuk bijak bermedsos.

Pj Bupati Kudus menyebut, masyarakat perlu memiliki literasi yang baik. Sehingga berdampak baik pula ketika bermedsos.

”Semua orang saat ini bisa menjadi produser dan publisher konten. Namun, tetap harus berhati-hati,” katanya, Sabtu (14/9/2024).

Ia menjelaskan, pihaknya juga mewanti-wanti, lantaran saat ini juga sudah ada Undang-Undang ITE. Maka dari itu ia meminta agar masyarakat saring sebelum sharing.

”Karena aktivitas yang kita post itu sudah masuk ke ranah publik. Sehingga ketika sudah masuk ke ranah publik maka tidak bisa lagi dikontrol,” sambungnya.

Berkaca dari hal itu, ia meminta agar masyarakat melek literasi dan bijak dalam bermedsos. Sehingga bisa memberikan efek budaya positif serta terhindar dari kesalahan bermedsos.

”Bijaklah bermedsos, jangan jadikan untuk kekerasan. Medsos yang kita miliki itu cermin diri kita,” terangnya.

Ia menyampaikan, minat baca di Indonesia saat ini 0,001 persen. Artinya dari seribu orang yang benar-benar baca hanya satu.

"Sisanya baca langsung skip,” ujarnya.

Ia tidak menampik budaya bermedsos tidak bisa dicegah. Menurutnya, masyarakat lebih suka main medsos daripada membaca novel.

”Arus medsos memang menuntut hal semacam itu. Namun, kita semua harus melek literasi sehingga bijak bermedsos,” ucapnya.

Sementara itu, Plh Kepala BKHM Kemendikbudristek Anang Ristanto yang hadir dalam acara ini, memberikan saran agar masyarakat melek literasi. Ia menyebutkan pentingnya literasi Ketika menggunakan medsos.

”Tanpa literasi yang memadai pengguna medsos bisa terjebak hoaks. Maka kami selalu mengampanyekan bijak bermedsos,” katanya.

Ia menilai literasi merupakan hal yang penting ketika bermain media sosial. Menurutnya literasi bisa membentuk etika.

”Literasi yang dimiliki akan membentuk etika dan tanggungjawab bermedsos,” sambungnya.

Sembari bermedsos, ia menyarankan agar masyarakat meningkatkan literasi dan numerasi. Adanya literasi bisa memberikan kemampuan untuk berpikir kritis.

”Dengan adanya pikiran yang kritis, maka bermain medsos bisa lebih bijak,” terangnya.

Dirinya mengibaratkan jari merupakan harimau. Slogan itu menurut dia perlu dipahami dan diterapkan dengan baik.

”Mengibaratkan jarimu merupakan harimaumu merupakan sebuah kehati-hatian. Sebagai pengguna medsos harus memahami berbagai bentuk digitalisasi media yang digunakan,” imbuhnya.

Dirinya menambahkan, media sosial memungkinkan seseorang untuk berbag informasi. Informasi yang dibagikan dapat berpotensi menjadi hal yang positif maupun negatif.

”Jangan sampai bermedsos tetapi justru melanggar UU ITE,” imbuhnya.

Editor: Dani Agus

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler