Kamis, 20 November 2025

Murianews, Kudus – Kelompok Tani Wonorejo di Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, menerima 26 ribu bibit pohon dalam program One Action One Tree (OAOT) yang berlangsung pada Rabu (5/2/2025). Kegiatan Gerakan Hijau ini merupakan bagian dari gerakan Siap Sadar Lingkungan (Siap Darling) yang berfokus pada pelestarian lingkungan dan kesejahteraan petani.

Director Communications Bakti Lingkungan Djarum Foundation, selaku inisiator Gerakan Hijau ini, Mutiara Diah Asmara, menyampaikan bahwa inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan keberlanjutan lingkungan dan mendukung petani dalam jangka panjang.

Salah satu targetnya adalah mendirikan agroforestri guna memaksimalkan manfaat lingkungan dan ekonomi bagi masyarakat setempat.

”Kami mengadakan pelatihan serta pendampingan bagi para petani sekaligus memberikan bibit dan fasilitas pendukung seperti gazebo. Diharapkan program ini memberikan dampak positif bagi ekosistem dan perekonomian lokal,” ujarnya.

Provinsi Jawa Tengah selama kurun waktu 2021 hingga 2023 tercatat sebagai produsen mangga terbesar kedua di Indonesia, dengan rata-rata produksi 512.914,3 ton per tahun. Di tingkat provinsi, Kabupaten Kudus menempati posisi ke-20 dengan produksi 6.840,9 ton pada tahun 2023, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik tahun 2024.

Gerakan Siap Darling turut melibatkan generasi muda peduli lingkungan dalam aksi penanaman bibit pada inaugurasi OAOT di Desa Gondoharum. Diharapkan, keterlibatan mereka dapat mendorong lebih banyak aksi kepedulian lingkungan.

Kepala Seksi Wilayah I Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (BPSKL) Wilayah Jawa Kementerian Kehutanan, Ruhiat, menilai aksi penanaman ini sebagai bukti nyata dari kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga hutan.

Inisiatif...%EW_PAGE%

”Inisiatif menanam pohon di area perhutanan mencerminkan rasa memiliki yang tinggi terhadap lingkungan. Sejak 2017, pemerintah telah memberi peluang bagi masyarakat untuk mengelola perhutanan sosial agar tetap lestari dan berdampak positif bagi ekonomi lokal. Semoga langkah ini bisa direplikasi oleh komunitas lain di sekitar Perbukitan Patiayam,” katanya.

Ketua Kelompok Tani Wonorejo, Mashuri, menegaskan bahwa upaya gerakan penghijauan ini dilakukan demi mencegah bencana alam. Ia mengungkapkan bahwa lahan hutan yang memiliki tanaman keras di daerah mereka kini hanya tersisa sekitar 10 persen, sehingga meningkatkan risiko longsor.

”Kami berupaya menanam lebih banyak pohon agar desa kami lebih aman dari bencana. Kolaborasi yang telah berjalan sejak 2020 memungkinkan kami menerapkan sistem tumpang sari yang tidak hanya menjaga lingkungan tetapi juga memiliki nilai ekonomi. Tahun lalu, kami berhasil memanen hingga 30 ton mangga,” jelasnya.

Salah seorang peserta penanaman bibit di gerakan hijau di Kudus ini, Siti Davina Safa Fellisa, mahasiswi Universitas Muria Kudus, mengaku antusias dengan kegiatan ini. Ia mengungkapkan bahwa ini merupakan pengalaman pertamanya dalam aksi penghijauan dan memberikan kesan positif bagi dirinya.

”Saya belum pernah mengikuti kegiatan seperti ini sebelumnya. Ternyata sangat seru dan membuat saya lebih peduli terhadap lingkungan. Senang bisa ikut berkontribusi,” ungkapnya dengan semangat.

Diharapkan dengan adanya kegiatan ini, semakin banyak pihak yang tergerak untuk menjaga kelestarian alam demi generasi mendatang.

Editor: Budi Santoso

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler