Rabu, 19 November 2025


Seratusan CGP itu adalah dari jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD) atau taman kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Karya yang ditampilkan dan bertajuk kearifan lokal ini, merupakan hasil implementasi pendidikan yang sudah diterima CGP dalam enam bulan terakhir. Karya seratusan CGP itu dibagi di 30 stan yang ditampilkan.

BacaSekolah dan Guru Penggerak di Kudus Diminta Aktif Monitoring Perkembangan Siswa

Bupati Kudus Hartopo mengatakan, guru penggerak jangan hanya sebatas simbolis atau untuk formalitas saja. Namun, harus bisa menemukan tambahan ilmu yang bisa dimanfaatkan untuk proses pembelajaran.

”Tapi memang benar-benar dalam loka karya ini bisa mendapatkan tambahan ilmu untuk mengaplikasikan kurikulum merdeka dengan baik,” katanya.

Hartopo juga berharap ada kaderisasi di sekolah-sekolah dengan guru yang memiliki jiwa leadership dan manajerial yang baik. Memang pengalaman individu dari CGP ini, memang sangat penting untuk mengembangkan pendidikan CGP ini.

”Disini membahas bidang ilmiah demi kemajuan belajar mengajarnya. Tentunya kalau sudah selesai bisa diaplikasikan kepada semua murid,” ujarnya.Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kudus Harjuna Widada mengatakan, implementsi loka karya ini butuh waktu enam bulan dengan bentuk pendidikan dan bimbingan.BacaKudus Punya Puluhan Calon Guru Penggerak BaruHasil panen belajar yang ditampilkan ini, diharapkan bisa memotivasi bagi guru non guru penggerak.”Program guru penggerak kami harap supaya bisa mengaplikasikan hasil karyanya pada proses belajar mengajar di sekolah. Sehingga, kurikulum merdeka tercapai dengan baik,” ungkapnya. Editor: Cholis Anwar

Baca Juga

Komentar