Siswa SMP di Kudus Diduga Jadi Korban Perundungan, Sempat Dirawat
Yuda Auliya Rahman
Kamis, 5 Oktober 2023 14:01:00
Murianews, Kudus – Seorang siswa SMP di Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus diduga menjadi korban bullying atau perundungan dan penganiayaan. Akibat perundungan tersebut, siswa SMP kelas IX itu bahkan sempat dirawat di RSUD Kudus.
Dari informasi yang dihimpun, kasus perundungan tersebut diketahui terjadi Jumat (25/8/2023). Saat itu, korban yang berada di dalam kelas diduga menjadi korban perundungan dan penganiayaan yang dilakukan oleh empat orang rekan sebayanya.
Saat dikonfirmasi, MN, perwakilan sekolah membenarkan adanya peristiwa tersebut. Namun pihaknya menampik jika korban itu dikeroyok oleh sejumlah siswa.
Ia menjelaskan, kejadian tersebut berawal saat sejumlah siswa tengah lempar-lemparan lumut yang terjadi di luar kelas. Saat itu, sedikit ada gesekan namun sudah terselesaikan.
Setelah itu, insiden tejadi lagi saat salah seorang siswa meminjam buku catatan kepada korban. Namun korban tidak memperbolehkan.
”Nah setelah itu terjadi pemulukan. Kalau dikeroyok itu tidak. Kan kalau keroyok itu satu orang dipukuli ramai-ramai. Tapi itu tidak. Benar ada pemukulan, teman yang lain itu melerai. Jadi itu dua masalah yang beda, masalah lumut, dan masalah pinjam buku,”katanya, Kamis (5/10/2023).
Menurutnya, setelah kejadian tersebut pihak sekolah memanggil yang bersangkutan ke Bimbingan Konseling. Kemudian, ada satu orang guru juga yang mengantar korban ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Loekmono Hadi Kudus untuk berobat.
”Itu siswa juga sudah saling jabat tangan, maaf-maafan. Kami dari sekolah mencoba membantu. Kalau di rumah sakit dua hari, setelah itu dokter menyatakan sudah sehat rawat jalan diberi obat,” ucapnya.
Ia juga menyebut, sekolah juga sudah memanggil sejumlah orang tua siswa untuk dilakukan mediasi. Kala itu, memang ada kesepakatan untuk membantu pengobatan, dengan waktu yang sudah disepakati.
Namun, memang karena faktor latarbelakang orang tua siswa yang kurang berada, akhirnya hal tersebut sulit dilakukan.
”Kami sendiri dari sekolah juga bingung, kami sudah melakukan upaya mediasi sampai dua kali,” ujarnya.
Saat ini, sambung dia, siswa yang menjadi korban perundungan tersebut sudah bersekolah seperti biasa. Siswa yang awalnya sempat terlibat permasalah ini, juga telah berbaur seperti biasanya.
”Jadi sekitar sepekan itu siswanya sudah masuk. Dan sudah bersekolah seperti biasa sampai saat ini,” ucapnya
Editor: Supriyadi



