Rabu, 19 November 2025

Murianews, Kudus – Maestro tari dunia Didik Nini Thowok mengunjungi Museum Kretek Kudus, Selasa (14/11/2023). Kunjungannya ke museum yang menyimpan seabrek sejarah kretek ini merupakan pertama kalinya yang dilakukan.

Dari pantauan Murianews.com, Didik Nini Thowok terlihat langsung berkeliling melihat koleksi-koleksi tentang sejarah kretek. Ruang Nitisemito menjadi ruang koleksi pertama yang didatangi seniman senior ini.

Terlihat, Didik Nini Thowok begitu detail mengamati satu-persatu koleksi peninggalan Raja Kretek itu. Kemudian, berlanjut ke replika aktifitas tentang kretek jaman lampau hingga ke alat-alat kuno yang dulu digunakan untuk memproduksi kretek.

Terakhir, maestro seniman tari ini juga melihat koleksi produk-produk kretek dari jaman lampau hingga yang sampai saat ini masih eksis. Tak jarang, Ia pun mengabadikan koleksi sejarah kretek dengan gawai pribadinya disela tour guide dari Museum Kretek memberikan penjelasan tentang koleksi sejarah kretek..

Didik Nini Thowok mengatakan, meski sudah berulang kali ke Kudus, namun untuk berkunjung ke Museum Kretek ini, merupakan pengalaman pertamanya.

”Ke Kudus sudah sering, cuman belum bisa menikmati seperti ini. Baru kali ini berkunjung ke Museum Kretek Kudus,” katanya, Selasa (14/11/2023).

Ia menyebut, Museum Kretek yang digunakan untuk menyimpan barang-barang sejarah merupakan hal luar biasa. Masyarakat luas akan lebih paham tentang sejarah kretek yang saat ini tersimpan di Museum Kretek ini.

”Bagus sekali lihatnya tadi, ada sejarah kretek, kita juga mengetahui cara membuat kretek dulu, alat-alat kuno. Ini jadi edukasi dan pengetahuan yang luar biasa,” ungkapnya.

Pihaknya berpesan agar Museum Kretek bisa terus dikembangkan. Arsip dan barang-barang sejarah Kretek yang saat ini sudah tertata dengan apik di museum harus terus dirawat dan dijaga dengan baik.

”Harus terus dirawat, dikembangkan, dan PR kedepan ini bagaimana caranya untuk menjaga koleksi agar tak rusak termakan hewan atau kutu hingga cuaca yang kurang mendukung,” imbuhnya.

Editor: Budi Santoso

Komentar