Jokowi mengatakan, lokasi yang dijadikan food estate tersebut merupakan lahan yang baru pertama kali ditanami jagung. Karena itu, Jokowi tak berekspektasi mendapat hasil tinggi di lahan tersebut.
Meski begitu, Jokowi tetap mengapresiasi sebab, hasil dari lahan tersebut mampu mencapai 7 ton per hektare. Hasil tersebut sudah berada di atas standar nasional, yakni 5,6 ton per hektare.
’’Ini kita tanam tiga bulan lalu, tepatnya 107 hari yang lalu. Kita tanam dan hasilnya ini. Memang ada yang bagus-bagus, gede-gede, tapia da juga yang masih (kecil),’’ kata Jokowi, dikutip dari Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (7/7/2023).
Menurutnya, kedatangannya bersama SYL itu untuk melihat hasil jagung yang ditanam. Selain itu, kunjungan itu juga untuk mengetahui masalah yang ada menjadi evaluasi bersama.Jokowi pun berencana meninjau lagi ladang jagung tersebut. Dia ingin melihat hasil panen jagung yang merata dan maksimal.’’Saya melihat tanahnya sangat subur sekali, tapi airnya perlu dikelola dengan baik. Nanti yang kedua akan saya lihat lagi sampai betul-betul semuanya jagungnya gede-gede semuanya sehingga maksimalnya berapa akan kelihatan,’’ katanya.Jokowi mengatakan, hasil panen jagung tersebut sudah ada pembelinya. Jagung tersebut dibeli dengan harga Rp 5000 sampai Rp 6000 per kgnya.’’Jadi harganya juga sangat tinggi banget. harga pokok produksi saja sudah untungnya gede. Artinya, kalau berapa tadi 7 ton per hektar kali 6000 berarti sudah Rp 42 juta per hektar. Kalau kita punya 1000 (hektare) berarti Rp 42 miliar gede banget untuk hanya 3 bulan atau 100 hari,’’ katanya.
Murianews, Keerom – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau kawasan food estate di Kabupaten Keerom, Papua, Kamis (6/7/2023). Saat mengunjungi ladang jagung itu, Presiden didampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Jokowi mengatakan, lokasi yang dijadikan food estate tersebut merupakan lahan yang baru pertama kali ditanami jagung. Karena itu, Jokowi tak berekspektasi mendapat hasil tinggi di lahan tersebut.
Meski begitu, Jokowi tetap mengapresiasi sebab, hasil dari lahan tersebut mampu mencapai 7 ton per hektare. Hasil tersebut sudah berada di atas standar nasional, yakni 5,6 ton per hektare.
Baca: Jokowi Jawab Alasan Ibu Kota Negara Tidak Dipindah di Papua
’’Ini kita tanam tiga bulan lalu, tepatnya 107 hari yang lalu. Kita tanam dan hasilnya ini. Memang ada yang bagus-bagus, gede-gede, tapia da juga yang masih (kecil),’’ kata Jokowi, dikutip dari Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (7/7/2023).
Menurutnya, kedatangannya bersama SYL itu untuk melihat hasil jagung yang ditanam. Selain itu, kunjungan itu juga untuk mengetahui masalah yang ada menjadi evaluasi bersama.
Jokowi pun berencana meninjau lagi ladang jagung tersebut. Dia ingin melihat hasil panen jagung yang merata dan maksimal.
’’Saya melihat tanahnya sangat subur sekali, tapi airnya perlu dikelola dengan baik. Nanti yang kedua akan saya lihat lagi sampai betul-betul semuanya jagungnya gede-gede semuanya sehingga maksimalnya berapa akan kelihatan,’’ katanya.
Jokowi mengatakan, hasil panen jagung tersebut sudah ada pembelinya. Jagung tersebut dibeli dengan harga Rp 5000 sampai Rp 6000 per kgnya.
’’Jadi harganya juga sangat tinggi banget. harga pokok produksi saja sudah untungnya gede. Artinya, kalau berapa tadi 7 ton per hektar kali 6000 berarti sudah Rp 42 juta per hektar. Kalau kita punya 1000 (hektare) berarti Rp 42 miliar gede banget untuk hanya 3 bulan atau 100 hari,’’ katanya.